Laporkan Masalah

Bertahannya kekuasaan Kapitan :: Studi dalam dunia kehidupan orang kelon di Pulau Alor dari perspektif fenomenologi

LOBAN, Yohan A. Bunmo, Dr. Purwo Santoso, MA

2005 | Tesis | S2 Ilmu Politik

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang realitas sosial bertahannya kekuasaan Kapitan Probur IV (Bunmo) dan V (Thomas) selama 84 tahun, dalam dunia kehidupan (life world) Orang Kelon. Hasilnya diharapkan dapat merupakan kontribusi bagi pendekatan berbasis lokal, khususnya terhadap Orang Kelon. Dalam kajian ini, dikonstruksi secara sistematis - untuk pertama kali - tradisi politik Orang Kelon. Dengan setting sebuah masyarakat tradisional, kajian ini bersifat ideografi, dan tidak membuat generalisasi. Lensa Ilmu Politik Modern pun tidak digunakan untuk memotretnya. Namun untuk memperoleh konstruksi yang memadai, dikomparasikan dengan beberapa konsep Ilmu Politik modern. Penulis hanya meminjam perspektif fenomenologi Berger dan Luckmann, yang menyatakan bahwa proses dialektika fundamental masyarakat, terdiri atas tiga momen. Dalam setiap momen, dideskripsikan gejala -gejala sosial dari kenyataan hidup sehari-hari, yang diungkapkan lewat tindakan sosial, seperti berkomunikasi dengan bahasa, atau bekerja sama lewat bentuk-bentuk organisasi sosial, melalui pengalaman intersubjektivitas yang penuh dialektika. Dalam momen eksternalisasi, Orang Kelon berhasil memproduksi secara terus-menerus tatanan sosial Kapitan Probur. Tatanan sosial ini mengalami pelembagaan secara historis dan obyektif, sebagai fakta eksternal dan memaksa, bagi siapa saja yang ingin menggantinya (objektivasi). Akhirnya, berdasarkan legitimasi, Kapitan Probur juga berhasil melakukan sosialisasi dan menerapkan sanksi kepada generasi yang baru (internalisasi). Bekerjanya ketiga momen ini secara terus -menerus dan simultan, melahirkan realitas sosial bertahannya kekuasaan Kapitan Probur dalam dunia kehidupan Orang Kelon, sampai saat ini. Berdasarkan proses ini, dikonsepsikan hal-hal sebagai berikut. Makna kekuasaan dalam pengetahuan Orang K elon dilambangkan sebagai hubungan anak-orang tua, dalam sebuah keluarga. Mokoi-Koilal, pemimpin Suku Bring (Pekit’alor), mampu berperan sebagai Niman (Bapak) yang sanggup melindungi dan memimpin suku kecil lainnya sebagai Ul (anak) Inilah tradisi suci, yang menjadi dasar berkuasanya Kapitan Bunmo. Di atas dasar ini, Kapitan T homas mengembangkan relasi kekuasaan dengan semua kalangan, berdasarkan kecakapan dan kemampuan yang transenden, sehingga terus menimbulkan penerimaan dan dukungan sampai saat ini. Pelanggaran terhadap tradisi ini, menimbulkan kemarahan nenekmoyang, yang berakibat fatal terhadap pribadi, pemerintahan dan masyarakat, menembus sekat-sekat tradisional, agama dan modernitas.

This research aim is to obtain the understanding about social reality of Kapitan Probur IV (Bunmo) and V (Thomas) authority for 84 years in the life world of Kelon people. The result is expected as a contribution for local based approach, in particular to Kelon people. In this study, Kelon people political tradition which constructed systematically for the first time. With a traditional society setting, this study is ideographically with no generalization approach. The Modern Political Lens will not be used to capture it. Nevertheless in order to gain the proper construction it is compared with some modern political science concepts. Writer only adapts the Phenomenology perspective of Berger and Luckmann, which says that fundamental dialectics society consists of 3 moments. In every moment, social phenomenon described from daily life reality which performed through social action, in examples language communication or cooperation in social organization through full dialectics intersubjectivity. In externalization moment, Kelon people succeed in producing sustainable social formation of Kapitan Probur. This social formation expe riences objective and historical institutionalizations as the external and force fact to everyone who tends to change it (objectivation). Finally, based on legitimacy Kapitan Probur also succeeds in carrying out socialization and applying the sanction to new generation (internalization). These 3 moments work continuously and simultaneously creating social reality of Kapitan Probur power survival in the life world of Kelon people until recent day. Based on this process, conceptualized some results as follows. The meaning of power in Kelon people knowledge is symbolized as child-parent pattern in a family relation. Mokoi-Koilal, the leader of Bring tribe (Pekit’alor) capable to act as niman (the father) who is able to protect and lead the smaller tribes which act as ul (the children). This is the holy tradition which become the foundation of Kapitan Bunmo authority. Later based on this foundation KapitanThomas develops the power relation with all segments based on his transcendence skill and capability so it continuously emerges acceptance and supports until recent day. Violation to this tradition emerges the ancestor anger which results fatal consequence to personal, government and society, breaking through traditional, religion and modernity partitions.

Kata Kunci : Kekuasaan Politik,Fenomenologi,Orang Kelon,Pulau Alor, Phenomenology, Externalization, Objectivation, Internalization, Intersubjectivity, Legitimacy, Social Reality, Traditional


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.