Analisis faktor-faktor keberhasilan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) dari aspek Stakeholder Badan Penyelenggara :: Studi kasus Bapel JPKM 'Sadar Sehat Mandiri" Kabupaten Purbalingga
IRYANTO, Fauzan, Prof.dr. Ali Ghufron Mukti, MSc.,PhD
2005 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang : Pemerintah Indonesia berusaha memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh warganya. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan mengembangkan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Program ini diamanatkan dalam Undang- Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Namun sampai saat ini secara umum hasilnya tidak menggembirakan. Puluhan embrio Bapel JPKM tutup sebelum sempat berkembang. Bapel JPKM “Sadar Sehat Mandiri†Kabupaten Purbalingga merupakan perkecualian. Bapel ini eksis dan berkembang baik sampai saat ini. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor keberhasilan program JPKM di Kabupaten Purbalingga dari aspek stakeholder Bapel JPKM. Metode : Jenis Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan studi kasus. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Unit analisis adalah Bapel JPKM “Sadar Sehat Mandiri†kabupaten Purbalingga. Subyek penelitian adalah pengelola Bapel JPKM sebagai stakeholder internal dan stakeholder eksternal Bapel JPKM meliputi wakil Eksekutif, Legislatif, Bapim JPKM, dan Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK). Pengumpulan data menggunakan data primer berupa wawancara one by one person dan data sekunder berupa dokumen-dokumen. Hasil Penelitian : Pemerintah daerah Kabupaten Purbalingga memberikan dukungan penuh dan mempunyai komitmen yang besar untuk menyukseskan program JPKM baik dari jajaran eksekutif, legislatif maupun Bapim JPKM. Dukungan tersebut dapat dilihat dari dibuatnya peraturan daerah No. 15 tahun 2003 tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) dan juga berbagai regulasi lainnya. Pihak Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) yakni Puskesmas dan RSUD juga sangat mendukung program JPKM ini. Faktor organisasi dan manajemen Bapel JPKM secara umum sudah berjalan dengan baik meskipun masih ada beberapa kekurangan. Yang sudah berjalan dengan baik adalah manajemen kepesertaan dan pemasaran, manajemen keuangan dan manajemen pemeliharaan kesehatan. Kekurangannya antara lain tidak dibuatnya studi kelayakan dan rencana usaha serta belum adanya badan hukum lembaga Bapel JPKM. Kesimpulan : Keberhasilan program JPKM di Kabupaten Purbalingga karena mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah dan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan program JPKM baik dari jajaran Eksekutif, Legislatif, Bapim JPKM, Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) juga kerja keras dan komitmen pengelola Bapel JPKM “Sadar Sehat Mandiriâ€. Faktor organisasi dan manajemen Bapel JPKM secara umum sudah berjalan dengan baik namun perlu penyempurnaan beberapa kekurangannya. Sumber Daya Manusia pengelola Bapel JPKM perlu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya melalui pendidikan maupun training di bidang asuransi kesehatan / JPKM.
Background: Indonesian government is trying to give health care insurance to all citizens. One way to do is developing Community Health Care Insurance (JPKM) Program. This program is decreed in Act No. 23, 1992 about Health. However, in general the program has not been running successfully. Tens of Bapel JPKM are closed before they have never been developed. “Sadar Sehat Mandiri†Bapel JPKM at Purbalingga District is an exception. This Bapel lasts and develops well until now. Objective: The study was meant to analyze factors leading to the succes of JPKM Program at Purbalingga District from aspect of Bapel JPKM stakeholder . Methods: The study was a non experimental type with case study design. The method used was of qualitative one with descriptive analysis. The analysis unit was “Sadar Sehat Mandri†Bapel JPKM at Purbalingga District. The subject were managers of Bapel JPKM as internal stakeholders and external stakeholders consisting of executive and legislative representatives, JPKM Council Coordinator and Health Service Providers. Data were collected using one by one person interview as primary data and documents as secondary data. Result: The local government of Purbalingga District including those from executive, legislative and JPKM council coordinator elements gave full support and commitment for the success of JPKM Program. The support was reflected from the issue of Local Act No. 15, 2003 about JPKM and other regulations. Health Service Providers such as Community Health Centers and local public hospitals also gave much support to the program. The organization and management of Bapel JPKM in general had been running well, although there were some shortcomings. Aspects that were running well were participant management and marketing, financial and health care management. The shortcomings comprised absence of feasibility study and business plan as well as the fact that Bapel JPKM had not been legally registered. Conclusion: The success of JPKM Program at Purbalingga District was due to full support from the local government and all elements involved in the implementation of JPKM Program either from executive, legislative, JPKM council coordinator and health service provider elements who were hardworking and committed to the running of “Sadar Sehat Mandiri†Bapel JPKM. Organization and management of Bapel JPKM in general had been running well although improvement of shortcomings needed to be done. Human resources of Bapel JPKM needed to increase their knowledge and skills through education and training on health insurance.
Kata Kunci : Asuransi Kesehatan, JPKM, Keberhasilan Program, JPKM, Program Successfully, Stakeholders, Service Council .