Evaluasi pengelolaan hutan produksi pasca penambangan bahan galian golongan C di KPH Kebonharjo Perum Perhutani nit I Jawa Tengah
NUGROHO, Sinung, Prof.Dr.Ir. Sahid Susanto
2005 | Tesis | S2 Ilmu KehutananPermintaan terhadap hasil penambangan bahan galian golongan C sangat tinggi. Sudah barang tentu kondisi ini menggembirakan karena memberikan peluang pertumbuhan ekonomi daerah yang memang sangat diperlukan, termasuk juga peluang kesempatan kerja yang sangat didambakan bagi masyarakat sekitar hutan. Pengembangan pertumbuhan ekonomi suatu kawasan jelas akan memberikan tambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersangkutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pengelolaan hutan produksi pasca penambangan bahan galian golongan C. Metode penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu, pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan observasi lapangan untuk mengamati dari dekat kondisi ekologis hutan, sedangkan data sekunder diperoleh berdasarkan informasi referensi kepustakaan yang tersedia kemudian dibuat analisis yang bersifat deduktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat sangat mendominasi terjadinya penambangan bahan galian golongan C di kawasan hutan produksi. Dengan melihat situasi dan kondisi fisik sosial dan ekonomi penambangan bahan galian golongan C di kawasan hutan produksi dapat dibagi menjadi tiga kawasan (i) kawasan hutan produksi dengan lahan didominasi batuan, (ii) kawasan hutan produksi bekas penjarahan, (iii) kawasan hutan produksi karena desakan masyarakat atau Pemerintah setempat. Penambangan bahan galian golongan C di hutan produksi pada prinsipnya bersifat sementara, sehingga badan usaha atau organisasi masyarakat yang ingin mendapatkan hak kuasa penambangan perlu memegang Surat Ijin Penambangan Daerah (SIPD) yang dapat diperoleh melalui prosedur dan mekanisme yang berlaku.
The demand for mining product of class C minerals is very high. It is absolutely a desirable condition, as it gives opportunity for regional economic growth that is highly desired, as well as job opportunity that the society around forest is dreaming of. The development of economic growth of a certain region will clearly add to its Innate Regional Revenue (PAD). This research aimed to investigate measures of production forest management post mining of class C mineral. It used primary and secondary data. The primary data were obtained by conducting a field observation to examine the forest ecological condition, while the secondary data where obtained from available references in the library. The data were then analyzed deductively. The research results show that the social economic condition of the local society is highly dominating as stimulant for the mining o class C mineral in the production forest area. The area where the mining is take place can be divided into three: (I) production forest area dominated by rocks, (ii) production forest area having previously been looted, (iii) production forest area insisted by the local society or government. Mining of Class C mineral in a production forest shall only be temporary in principle; however, Public Company or Organizatio n wanting to obtain an authority for mining must hold a License for Local Mining (SIPD) that can be obtained through the prevailing mechanism and procedure.
Kata Kunci : Hutan Produksi,Pengelolaan,Bahan Galian Golongan C, Management – Production Forest – Post Mining