Laporkan Masalah

Kepatuhan minum obat penderita TB Paru di Kota Bengkulu

SUHADI, Askan, dr. Kristiani, SU

2005 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor tiga. Penyakit tuberkulosis telah menjadi perhatian utama di banyak negara. Salah satu upaya dilakukan adalah pengobatan penderita melalui strategi DOTS. Penyebab utama kegagalan dalam pengobatan TB paru adalah kepatuhan minum obat penderita TB paru yang rendah, dimana perilaku penderita dipengaruhi 3 faktor yakni : faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui kepatuhan minum obat penderita TB paru dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan tersebut. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Jenis penelitian ini digunakan kesesuaian dengan tujuan penelitian yaitu mempertimbangkan variabel bebas dengan variabel terikat pada satu waktu yang sama. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kota Bengkulu. Populasi penelitian adalah seluruh pasien TB yang tengah menjalani pengobatan TB di Kota Bengkulu tahun 2004. Sampel penelitian sesuai dengan kriteria inklusi berjumlah 137 orang penderita TB paru yang diperoleh dari data sekunder. Pengumpulan data dengan kuesioner terdiri dari tujuh instrumen utama yaitu pengetahuan, sikap, demografis, akses pelayanan, efek samping obat, penyuluhan, peran PMO dan keluarga. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat dengan bantuan analisis statistik regresi parsial dan berganda. Hasil penelitian: Hasil analisis menunjukkan bahwa 91,2% responden masuk dalam kategori patuh selama menjalani pengobatan TB. Secara parsial variabel dalam faktor predisposisi yang memiliki hubungan bermakna dengan kepatuhan adalah pengetahuan (R2=0,467) dan sikap (R2=0,492). Sedangkan untuk faktor pemungkin, variabel yang memiliki hubungan signifikan adalah akses ke pelayanan kesehatan (R2=0,029) dan efek samping obat (R2=0,031). Faktor penguat berupa peran PMO dan keluarga memiliki hubungan yang bermakna terhadap kepatuhan (R2=0,187). Faktor predisposisi secara kolektif memberikan sumbangan 59,7% terhadap kepatuhan pengobatan, faktor penguat 18,9% namun faktor pemungkin secara kolektif ternyata tidak memiliki sumbangan yang cukup signifikan terhadap kepatuhan. Hasil analisis multivariat juga memperlihatkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi kepatuhan minum obat penderita TB paru adalah pengetahuan penderita terhadap TBC (Beta=0,312), sikap terhadap pengobatan (Beta=0,089) serta penilaian terhadap peran PMO dan keluarga (Beta=0,068). Kesimpulan: Variabel yang paling berperan terhadap kepatuhan pengobatan penderita TB di Kota Bengkulu adalah pengetahuan, sikap, serta peran PMO dan keluarganya.

Background: Result of Household Health Survey 1995 showed that tuberculosis disease was the third cause of death. Tuberculosis disease has become the main focus in many countries. One way to overcome tuberculosis disease is to cure the patients through DOTS strategy. One possible cause of failure for its cure is low compliance of lung tuberculosis patients who are influenced by 3 factors: predisposition, enabling and strengthening factors. Objectives: To identify drug taking compliance of lung tuberculosis patients and factors related to such compliance. Methods: This was an analytic study which used a cross sectional design. Population of the study were all tuberculosis patients undergoing tuberculosis medication at Bengkulu City in 2004. Samples of the study according to inclusion criteria were 137 lung tuberculosis sufferers patients. Data were collected using questionnaires which consisted of seven instruments, i.e. knowledge and attitude of tuberculosis disease, demography, access to service, drug side effect, socialization, role of drug taking supervisors and families. Results: Result of the analysis showed that 91,2% of respondents complied to TB drug taking. Partially, variables of predisposition factor which had significant relationship with compliance were knowledge (R2=0.467) and attitude (R2=0.492). Whereas variables of enabling factor which had significant relationship were access to health service (R2=0.029) and drug side effect (R2=0.031). Strengthening factor, i.e. role of drug taking supervisor and families had significant relationship with compliance (R2=0.187) predisposition factor collectively did not significantly contributed 59.7% to drug compliance, strengthening factor 18.9%, but enabling factor collectively did not significantly contribute to compliance. Multivariate analysis result also indicated that the most dominant factors affecting TB drug taking compliance were knowledge of patients about tuberculosis (?=0.312) attitude to medication (?=0.089) and perception about role of drug taking supervisor and families (?=0.068). Conclusion: The most contributing variables of TB drug taking compliance at Bengkulu City were knowledge, attitude, and role of drug taking supervisor and families.

Kata Kunci : Perilaku Sehat,Penderita Tb Paru,Kepatuhan Minum Obat


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.