Laporkan Masalah

Tindak tutur permintaan dalam bahasa Minagkabau

REVITA, Ike, Prof.Dr. I Dewa Putu Wijana, SU.,MA

2005 | Tesis | S2 Linguistik

Tesis ini bertujuan untuk memerikan bentuk-bentuk tindak tutur permintaan dalam bahasa Minangkabau, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bentuk permintaan, dan maksud yang terkandung dalam tuturan permintaan tersebut. Dalam kerangka pencapaian tujuan, penelitian dilakukan berdasarkan tiga tahap metode. Tahap pertama adalah metode penyediaan data, digunakan metode introspeksi, metode simak dan metode cakap dengan teknik simak libat cakap (SLC) dan teknik simak bebas libat cakap (SBLC) serta teknik rekam, teknik catat, dan teknik interview yang bersifat observer’s paradox.Tahap kedua adalah metode analisis data, dengan memanfaatkan analisis kontekstual, yaitu menganalisis data dengan menghubungkannya pada konteks yang ada. Tahap ketiga adalah metode penyajian hasil analisis, dengan memakai metode formal dan informal— melalui tanda-tanda dan lambang-lambang serta melalui rumusan katakata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan dalam bahasa Minangkabau dapat direalisasikan dengan menggunakan kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan eksklamatif. Kalimat-kalimat ini disusun oleh unsur-unsur wajib penyusun kalimat, seperti subjek dan predikat. Subjek atau predikat ini dapat hadir secara bersamaan sehingga membentuk kalimat lengkap atau hanya salah satu dari mereka yang hadir sehingga kalimat yang muncul adalah kalimat tidak lengkap. Dilihat dari posisi subjek dan predikat, tindak tutur permintaan dalam bahasa Minangkabau juga dapat dilakukan dengan memakai kalimat inversi, predikat mendahului subjek, atau kalimat biasa. Berdasarkan tipe tindak tutur yang digunakan, masyarakat Minangkabau melakukan permintaan dengan delapan cara, yaitu (1) langsung, (2)tidak langsung, (3) literal, (4) tidak literal, (5) langsung literal, (6) langsung tidak literal, (7) tidak langsung literal, dan (8) tidak langsung tidak literal. Dari kedelapan tipe ini terdapat kecenderungan masyarakat Minangkabau untuk lebih memakai tipe (7), yaitu tidak langsung literal. Walapun demikian, pemilihan tipe tuturan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1) peserta tutur, (2) situasi tutur, (3) pokok tutur, dan (4) norma tutur. Di antara keempat faktor tersebut poin pertama, peserta tutur, menjadi pertimbangan utama dalam memilih bentuk dan tipe permintaan yang disampaikan. Permintaan dalam bahasa Minangkabau tidak semata-mata hanya berfungsi untuk meminta, tetapi di dalamnya juga terkandung fungsi (1) meminta itu sendiri, (2) mengemis, (3) mengundang, (4) berdoa, (5) mendidik, (6) menyindir, dan (7) melamar.

The thesis is aimed at describing the linguistic forms of request in Minangkabau language, the factors influencing the choice of linguistic forms of request, and the functions of request in Minangkabau language. To obtain the objectives of this thesis, the research is conducted based on three methods. Firstly, method of supplying data which uses introspective method, observatory method, participatory method with participantobservatory and nonparticipant-observatory technique, recording technique, and interview technique in which observer’s paradox is also applied. Secondly, data analysis method which uses contextual analysis-- analyzing data by relating them to the context. Thirdly, analysis result presentation which uses formal and informal method--by using tables and symbols as well as explanation by words. Having been analyzed, it was found that request in Minangkabau language can be realized through declarative, interogative, imperative, and exclamative sentence. These sentences are constructed by the compulsory elements, subject and predicate. The subject and predicate may appear simultanously called complete sentence. Sometimes, only subject or only predicate is used to express the request in Minangkabau language called incomplete sentence. Besides, the request can also be delivered by inverse sentence-- predicate is cited before subject. Based on the types of speech act used, in Minangkabau language, there are eight types of speech act of request namely (1) direct , (2) indirect, (3) literal, (4) nonliteral, (5) direct literal, (6) indirect literal, (7) direct nonliteral, and (8) indirect nonliteral speech act. The most prominent type used in requesting in Minangkabau language is number (7). The choice of these types in communication is based on some factors, (1) participants, (2) speech situation, (3) topic of speech, and (4) norms. The first factor is dominantly concerned. The request in Minangkabau language does not only function to request but also to (1) ask, (2) beg, (3) invite, (4) pray, (5) educate, (6) satirize, and (7) propose.

Kata Kunci : Linguistik, Bahasa Minangkabau, Tindak Tutur


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.