Laporkan Masalah

Humanisme Teistik Kahlil Gibran

MUNIR, Miftahul, Prof.Dr. Lasiyo, MA.,MM

2005 | Tesis | S2 Filsafat

Penelitian ini merupakan kajian filosofis yang membahas dimensi humanisme teistik pokok-pokok pemikiran Kahlil Gibran. Tema ini menarik untuk dikaji karena Gibran melihat kepuasan masyarakat akan ilmu, industri dan teknologi menyebabkan masyarakat menafikan hal-hal spiritual, kodrat manusia dan alam serta tradisi pemikiran humanistik. Humanisme teistik Gibran akan memberikan pencerahan dalam hal bagaimana manusia menemukan dimensi spiritual kehidupan. Humanisme teistik yang berwatak intuitif, iman yang aktif dan dinamis, aktivitas manusia yang memperjuangkan hidup sosial, saling membantu, memahami agama dan keyakinan lain pada hakikatnya adalah realisasi kesempurnaan eksistensi manusia menuju dimensi ketuhanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hermeneutika filofosis, dengan unsur metodis: analitika bahasa, deskripsi, komparasi, dan refleksi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: 1). Bahwa eksisitensi manusia dan hubungannya dengan alam, sesama, dan dengan segala dimensi kehidupannya dapat membawa manusia pada kesempurnaan bertuhan yang lebih baik dan sesuai dengan kodrat kemanusiaannya. Hubungan manusia dengan Tuhan yang baik, adalah hubungan yang dibangun dengan potensi-potensi manusiawi. 2) Humanisme teistik Gibran berusaha menggambarkan dan menyadarkan ummat beragama khususnya, dan ummat manusia zaman ini pada umumnya yang bersikap eksklusif, tertutup, kaku, dan bahkan menghalalkan cara-cara yang tidak manusiawi yang sebenarnya adalah bertentangan dengan sifat-sifat Tuhan itu sendiri. 3) Kahlil Gibran dan Muhammad Iqbal penganut panteisme dalam melihat eksistensi manusia. Iqbal mendasarkan humanisme ajaran Islam dan tradisi kenabiannya. Sedangkan humanisme Gibran melampaui konsep nilai kemanusiaan dalam agama. 4) Ditilik dari perspektif humanisme Gibran, tuntutan kesamaan yang adil menjadikan humanisme Indonsia lebih berwatak plural. Humanisme mencita-citakan terwujudnya persatuan dan kesatuan yang lebih erat, bermartabat dan dilandaskan nilai-nilai kemanusiaan yang utuh. 5) Dalam konteks kesenjangan sosial sesuai prinsip humanisme teistik harus dikembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan etika Pancasila. Dalam arti kemajuan menyumbangkan kualitas hidup dalam suasana kekeluargaan, keterbukaan, kepedulian, toleransi sesama bangsa Indonesia dan manusia secara universal.

This research is a philosophical study which discussing the istic humanism dimension of Kahlil Gibran's main thoughts. It is interesting to study this subject because Kahlil Gibran saw that people's contentment in science, industry and technology has its impact in abandoning spriflual matters, human nature and humanistic thoughts tradition. Theistic humanism of Gibran will give an onlightrnent in sense of how human beings can find the dimension of spiritual life. Theistic humanism which have intuitively character, a dynamic and active faith, human struggling for social life, helping one another and developing understanding toward other faith are basicly a manifestation human perfect existence to gain divinely dimension. This research use philosophical hermeneutics with its methodiM elements like language analysis, description, comparation dan reflection. The result of this research are (1) Human existence and his/her relation with natural world and other human beings including all dimension of human life, can brought a human being to a religious perfection and a harmony with his or her nature. The best relationship of man and God is established by human potentials. (2) Gibran's theistic humanism try to make religious people and human being in general aware of their exclusivity, narrow minded, ffigidity in relating themselves to other people and even their legitimation in using all kind of action which are not humanistic toward other people. This kind of behaviors, and actions are in contradiction to God characters. (3) Kahlil Gibran and Muhammad 1qbal have the same opinion in viewing human existence. 1qbal based his humanism view on Islamic principles and its prophetic tradition. On the other side, Gibran based his view of humanism beyond humanitic view of religion. (4) In the perspective of Gibran humanism, a justly human equality guidance will make Indonesia humanism has plural face in its character. Humanisme has a vision for an unity of society with noble dignity which is based on a wholistic humanistic values. (5) In context of social gap, there are need to develop behaviors and attitudes which are in harmony with Pancasila. It means that there is an obligation to contribute the life qualities in fwnily spirit, open mindedness, loving care and tolerance among Indonesia citizen and universal humanity.

Kata Kunci : Humanisme Teistik,Kahlil Gibran,Spiritual Kehidupan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.