Kajian lingkungan untuk pemodelan pemanfaatan lahan optimal pada lahan kritis dengan menggunakan sistem informasi geografi di DAS Serang Kulonprogo Yogyakarta
KURNIAWAN, Gatot, Dr. H. Totok Gunawan, MS
2005 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan (Magister Pengelolaan LingkungaPemanfaatan lahan optimal merupakan suatu pemanfaatan lahan lestari yang mengambil manfaat sebesar-besarnya dengan tetap menjaga kualitas dan kuantitas lahan sehingga tetap terjaga keberadaan dan kelestarian sumberdaya lahan tersebut. Lahan kritis didefinisikan sebagai lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya sampai pada batas yang ditentukan atau diharapkan. Adanya lahan kritis perlu penanganan yang khusus agar dapat dimanfaatkan baik untuk kemakmuran maupun mencegah bencana alam. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui agihan fisik lahan dan tingkat kekritisannya, (2) mengetahui persepsi masyarakat terhadap keberadaan lahan kritis dan peran serta masyarakat dalam mengatasi adanya lahan kritis, dan (3) menyusun model pemanfaatan lahan optimal untuk mencari alternatif pemanfaatan lahan pada daerah yang secara fisik merupakan lahan kritis. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yang berupa peta-peta tematik kondisi lingkungan daerah penelitian. Data primer diperoleh dari penginderaan jauh yang dipadukan dengan kerja lapangan dan data sosial diperoleh melalui wawancara dengan responden dengan menggunakan metode sampling stratified random sampling. Responden dipilih yang bertempat tinggal di sekitar lahan kritis. Penentuan tingkat kekritisan lahan dilakukan dengan mendasarkan kriteria kekritisan lahan dari Departemen Kehutanan dengan metode komparatif dengan teknik skoring terhadap parameter yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat berbagai tingkat kekritisan lahan di DAS Serang. Sebagaian besar lahan selain permukiman, memiliki tingkat kekritisan kritis dan potensial kritis yang masing-masing memiliki luas 4878,61 ha dan 4629,73 ha, agak kritis 3596 ha, dan sangat kritis 1224,81 ha. Persepsi masyarakat yang baik terhadap lahan kritis tidak diikuti dengan tingkat partisipasi dalam pengelolaan lahan kritis, hal ini ditunjukkan dengan angka 52,1% responden tidak bersedia memberikan kontribusi pendanaan, sedangkan yang bersedia sebanyak 47,9%. Hasil analisis pemanfaatan lahan optimal pada berbagai tingkat kekritisan lahan, secara umum ada 2 bentuk, yaitu pemanfaatan untuk konservasi dan pemanfaatan untuk budidaya.
Optimum land utilization is a sustainable use that takes a maximum benefit and keeps the quality and quantity of the land so that the existence and sustainability of the land resources are still conserved. Critical land is defined as damaged broken land that makes it lost its functions up to the limit that has been determined or expected. The research aims the: (1) to know the distribution of physical land and its critical level, (2) to know the society’s perception about the existing of critical land and their participation to over come the critical land, and (3) to arrange the model of the optimal land usage in physically critical land county. Secondary data is taken from the connected institution in the form of thematic maps descriotion of study area. The primary data has been attained by remote sensing which combined with field work and the social data by the interview with the respondens using stratified random sampling method. The choosen respondens are those who live around the critical land. The critical land level determination based on the Departement of Forestry’s critical land criteria by its comparative method using scooring technique to the purposed parameter. The result of research show that there are many critical land level in Serang Watersheet. Beside used for the residences, the most of land has critical land level critical and critical potensy wich each has width 4878,61 ha, and 4629,73 ha, 3596 ha for a bit critical, and 1224,81 ha for very critical. The good of society perception to critical land is not followed with their participation in critical land management. 52,1% of the responden did not give fund contribution, and 47,9% did. In general there are two kinds of optimum land utilization in many critical level, i.e: the usage for conservationland utilization and cultivation land.
Kata Kunci : Lingkungan,Pemanfaatan Lahan,SIG