Laporkan Masalah

Interaksi masyarakat kota Ambon pasca konflik 25 April 2004 :: Suatu kajian konflik

WATTIMENA, Husin, Dr. Nanang Pamuji Mugasejati

2005 | Tesis | S2 Ketahanan Nasional (Magister Perdamaian dan Res

Konflik sosial 19 januari 1999 maupun tanggal 25 april 2004 yang terjadi di Maluku dan khususnya kota Ambon telah berpengaruh terhadap hubungan interaksi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di kota Ambon. Pengaruh dimaksudkan terutama pada aspek, ekonomi, politik, budaya dan hubungan antar umat beragama secara menyeluruh, baik antar masyarakat pribumi ( Islam dan non Islam) dengan migran, migran dengan non Islam maupun antar umat Islam secara keseluruhan dengan non Islam, (kristen protestan, katolik maupun lainnya) yang ada di kota Ambon. Dalam aspek ekonomi, yang disoroti adalah kehidupan interaksi masyarakat pedagang pasar mardika, batumerah dan pasar kaget batugajah dan batu gantung dalam hal hubungan jual-beli yang meliputi penguasaan areal pasar, tingkat pendapatan, kecemburuan pedagang. Pada aspek politik, meliputi kebijakan pemerintah dalam merelokasi pemukiman para pengunsi akibat konflik dan gerakan separatis FKM-RMS. Pada aspek budaya menyoroti buadaya pela-gandong yang meliputi latarbelakang, makna dan sistim, serta fungsionalisasinya. Sementara pada aspek hubungan antar umat beragama, menyoroti sikap dan tanggapan para tokoh agama, tokoh masyarakat, pengemudi angkutan kota, termasuk masyarakat secara umum. Aspek-aspek tersebut menjadi faktor pemicu sekaligus penyebab kesenjangan hubungan interaksi pada kalangan masyarakat di kota Ambon, dan menjadi cerminan konflik yang bersifat laten. Melihat kondisi masyarakat yang demikian, dibutuhkan adanya penataan centra ekonomi bagi kalangan masyarakat pedagang, penataan arcs transportasi bagi kendaraan angkutan kota, pemberdayaan tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta pemberdayaan lembaga agama, lembaga adat dan diharapkan adanya upaya penegakan hukum yang seadil-adilnya oleh institusi-institusi negara yang terkait dengan hal itu. Hal ini dikehendaki sebagai manivestasi pembinaan masyarakat secara umum, dengan sasaran tercipta masyarakat kota Ambon yang aman, damai dan tentram.

The social conflict occurring in Moluccas, and particularly in Ambon city, on January 19, 1999 and April 25, 2004 have had some bearing on public interaction in different public living aspects in Ambon. Its thoroughly effects wee mainly in economical, political, cultural and cross-religion aspects, between natives (both Moslems and non Moslems) and migrants, migrants and non Moslems as well as between Moslems in general and non Moslems (protestant, catholic and others) in the Ambon city. In economical aspect, it focused on the public living interaction of the sellers in mardika, batumerah traditional markets as well as the batugajah and bath gantung incidental markets, regarding sales relationship, such as market area control, income level, sellers jealousy. In political aspect, it included government policy on relocating the refugees resulted from both conflict and FKM-RMS separating movement. The cultural aspect concentrated on the pela-gandong culture regarding the background, significance and system, and the function. In addition, the cross-religion aspect focused on the attitude and response of the prominent figures of religions and community, the city transport drivers, as well as the community in general. The above aspects became the triggering factors and the root of such interaction gap of the Ambon community, and reflected a latent conflict. Seeing such condition of the community, it would be necessary to make a conflict transformation by regulating economical center for sellers, regulating transport current for city transport armada, empowering cultural, public, and region prominent figures as well as empowering the religion and cultural institutions. Besides, it would be desired that the fair law enforcement should be applied by state institutions in line with this problem. It should manifest public edification to create dynamic interaction, targeting a formation of the safe, peaceful and tranquil community of the Ambon city.

Kata Kunci : latent conflict, conflict transformation, interaction, Konflik laten, transformasi konflik, Interaksi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.