Laporkan Masalah

Strategi dan sistem perencanaan pembangunan hutan di Kabupaten Sumbawa NTB :: Studi kasus di Areal Hutan Jati eks Perum Perhutani, Kelompok Hutan Buin Soway RTK 57

WIYATNO, Tunggul, Prof.Dr.Ir. H. Hasanu Simon, MS

2005 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Dalam paradigma pembangunan hutan saat ini, hutan bukan lagi ditempatkan sebagai sistem yang selalu berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian dari sebuah sistem yakni sistem pembangunan wilayah. Dalam sistem pembangunan wilayah tersebut terdapat ragam sub sistem yang lain yang mewarnai perencanaan pembangunan wilayah, seperti sub-sistem sosial, sub sistem pertanian, sub sistem peternakan, dan sub sistem yang lain, sehingga konsekuensinya adalah pengelolaan hutan harus bertujuan ikut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini dilakukan pada kelompok hutan Buin Soway RTK 57 (areal eks Perhutani) yang mengalami kegagalan setelah dilakukan pembangunan secara besarbesaran. Adapun sampel yang digunakan adalah pada 5 dusun, yakni : dusun Selang desa Kerekeh, dusun Boak A desa Boak, dusun Leseng desa Leseng, dusun Sayang desa Mokong, dan dusun Pernek desa Pernek, dimana dusun-dusun tersebut diduga mempunyai interaksi yang kuat dengan hutan. Penelitian ini berupaya memecahkan dan merencanakan pembangunan kehutanan sebagai bagian dari pembangunan wilayah yang akan menjawab berbagai persoalan yang berkaitan dengan kegagalan dalam pengelolaan aset hutan, dengan menitikberatkan pada analisa sub sistem yang menunjang perencanaan pembangunan wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab kegagalan pembangunan hutan di kelompok hutan Buin Soway adalah : perumusan tujuan pembangunan hutan yang tidak memasukkan masalah sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan dalam perencanaannya, rasio pemilikan lahan pertanian/kk yang relatif rendah sehingga tenaga kerja yang tersedia tidak mampu terserap dalam pekerjaan di bidang pertanian, kebutuhan kayu bakar untuk industri pembuatan genting, bata merah, dan gamping yang sangat besar serta kebutuhan kayu bakar rumah tangga tidak dapat dipenuhi dari lahan milik sehingga terjadi pengambilan kayu bakar oleh masyarakat secara besar-besaran, pemilikan ternak yang tinggi serta pola penggembalaan yang masih tradisional menambah tekanan terhadap hutan semakin tinggi. Model pembangunan hutan yang diajukan untuk memecahkan ma salah sosial dan produktifitas tegakan serta lingkungan di kelompok hutan Buin Soway adalah : perencanaan organisasi wilayah, rekayasa areal penanaman dengan management regime, rekayasa sistem pembuatan tanaman, rekayasa peningkatan produktifitas lahan “plongplongan” (jalur pertanian) dan lahan di bawah tegakan, serta pembuatan hutan rakyat.

In paradigm of forest development in this time, forest not again placed by sub system which always selfsupporting, but as part of a system namely regional development system. In the regional development system there are other sub system manner colouring regional development planning, like social sub sistem, sub of agriculture system, sub of ranch system, and other sub system, so that its consequence is forest management have to aim to join in to improve the society prosperity. This research does at group of forest Buin Soway RTK 57 (area ex Perhutani) doing failure after develop on a large scale. Sample using is 5 village, name is : village Kerekeh, village Boak, village Leseng, village Mokong, and village Pernek, where the village anticipated to have the strong interaction with the forest. This research trying to do problem solve and plan the forestry development which do not be quit of regional development to answer various problem of related to failure in management of forest asset, by emphasized at analysis of sub system supporting regional development planning. Result of research indicate that the cause of failure of forest development in group of forest Buin Soway is : formulation of target of forest development which do not enter the social problem of society economics of about forest plan, ratio of ownership of agriculture farm/head family which relative lower so that available labour unable to be permeated in work in agriculture area, firewood requirement for the industry of roof, red brick, and limestone and also requirement of domestic firewood cannot be fulfilled from farm own so that happened the firewood intake by society on a large scale, high livestock ownership and also pasturing pattern still be traditional add the pressure to excelsior forest. Model the forest development raised to solve problem the environmental strightened productivity and social and also in group of forest of Buin Soway is : regional organizational planning, plan areal cultivation by management regime, plan of system crop making, plan grow up productivity of farm “plong-plongan” (agriculture band) and farm of under strightened, and also making of people forest.

Kata Kunci : Hutan,Strategi dan Perencanaan,Pengelolaan Hutan, paradigm, regional development system, integration, interaction, conservation method.

  1. S2-PAS-2004-Tunggul_Wiyatno-Abstract.pdf  
  2. S2-PAS-2004-Tunggul_Wiyatno-Bibliography.pdf  
  3. S2-PAS-2004-Tunggul_Wiyatno-TableofContent.pdf  
  4. S2-PAS-2004-Tunggul_Wiyatno-Title.pdf