Laporkan Masalah

Konsep perumahan dan permukiman sehat pada komunitas Suku Dayak di Pegunungan Meratus :: Studi di Desa Haruyan Dayak Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu SUngai Tengah Propinsi Kalimantan Selatan

WAHYUNI, dr. Soeljachman Mh., SKM.,MScPH

2005 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang. Komunitas Suku Dayak Meratus di Kalimantan Selatan sebesar 5.724 KK. Sebanyak 22,17% dari komunitas tersebut berada di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan sebagian besar berada di Kecamatan Hantakan. Penduduknya yang tinggal di hutan-hutan memiliki kondisi, kebiasaan dan tradisi yang khas. Salah satu aspek yang menonjol dari kehidupan dilihat dari pola huniannya yang mempunyai dua pola utama yaitu; pemukiman dengan pola tunggal yang mengelompok dan tinggal di balai-balai dengan bentuk rumah panggung. Kondisi perumahan sangat bermasalah dalam bidang kesehatan, upaya perbaikan perumahan sudah dilakukan pemerintah dengan membangun perumahan, tetapi mereka banyak yang tidak memanfaatkan fasilitas tersebut dan tetap tinggal di balai-balai adat. Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui konsep perumahan dan permukiman sehat komunitas Suku Dayak Meratus di desa Haruyan Dayak Kecamatan Hantakan, dan mempelajari gambaran status perumahan dan lingkungan sehat. Metode Penelitian. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan FGD, wawancara mendalam dan observasi dengan jenis penelitian studi kasus. Untuk menjamin validitas data digunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil Penelitian. Status perumahan dan permukiman tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Konsep rumah berasal dari budaya padi karena mereka beranggapan padi diturunkan sang penguasa bersama-sama manusia. Begitu hormatnya kepada padi mereka menciptakan ritual-ritual. Di samping budaya padi, terdapat sistem kolektifitas yang disebut bubuhan yang kental dengan pertalian emosi. Apabila seseorang ada persoalan mereka segera membantu. Kedua budaya ini dimanifestasikan dalam simbol balai adat. Ditemukan juga modifikasi perumahan dan permukiman dengan konsep rumah susun secara horizontal dan konsep rumah mengelompok. Hasil penelitian ini merekomendasikan konsep gabungan, yaitu di tengah-tengah bangunan perumahan terdapat balai, yang memenuhi standar kesehatan. Untuk pembangunan berikutnya diusulkan untuk memperhatikan kearifan lokal yang ada.

Background. Community of Dayak Meratus in South Kalimantan consisted of 5.724 household. There is 22,17% out of the community who lives in the area of Hulu Sungai Tengah District and most of the community live in the Sub District of Hantakan. Those who live in forests have unique condition, habit and tradition. One of the aspects that appeared in the living method has two main methods; housing with grouped single method and live in balai in the form of rumah panggung. Housing condition has significant problem in health. Effort to improve housing has been done by government in housing development although most of them not using the facility and still live in balai adat. Objective. This research was aimed to find out the housing concept and healthy housing of Dayak Meratus community in the village of Haruyan Dayak Sub District of Hantakan, and to study the description of healthy housing and healthy environment. Method. This research used qualitative method that used FGD, in-depth interview and observation with case study research type. In order to guarantee data validity, source and method of triangulation were used. Result. Housing status was not fulfilling the health requirements. Housing concept was originated from the 'rice plant culture' because they considered that God gives rice plant together with human being. Because their respect rice was to the rice plant, they create rituals for it. Besides the `rice plant culture', there is collective cultures called bubuhan, which attached to the emotional attachment. When there is a problem in the households; they will assist one another. Both of these cultures were manifested in the symbol of balai adat It was foun that they also modified their housing using concept of horizontal sherage house, and also house grouping. The result of the research recommended the combination of the housing, with balai adat in the midi surrounded by single housings that fulfilled the health standart. For the future, it is proposed to consider the existing local traditions as a basis of housing and settlement development.

Kata Kunci : Perilaku Sehat,Pemukiman dan Perumahan Sehat,Suku Dayak


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.