Daya guna cairan rehidrasi oral osmolaritas rendah, larutan tepung beras elektrolit, dan cairan rehidrasi oral standar WHO sebagai terapi rehidrasi oral pada Balita dengan diare akut
SUNDARI, Thermiany Anggri, dr. Sri SUpar Yati Soenarto, PhD.,SpAK
2005 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran KlinisDiare akut masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di seluruh dunia, di negara berkembang termasuk Indonesia dengan komplikasi utama dehidrasi. Berdasarkan Surkesnas tahun 2001, diare menjadi penyebab kematian bayi nomor 3 di Indonesia dan menjadi penyebab kematian balita nomor 2 yaitu 2,3 per 1000 balita. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan daya guna cairan rehidrasi oral osmolaritas rendah, larutan tepung beras elektrolit, dan cairan rehidrasi oral standar WHO sebagai terapi rehidrasi oral pada balita yang menderita diare akut. Upaya rehidrasi oral merupakan salah satu tonggak penting dalam menurunkan angka kematian akibat diare. Pada saat ini kita telah mempunyai suatu cairan rehidrasi oral yang disebut oralit yang dapat dipakai untuk terapi rehidrasi oral pada penderita diare dengan dehidrasi ringan dan sedang dan untuk mencegah terjadinya dehidrasi berat. Selama lebih dari 35 tahun WHO telah merekomendasikan formula baku cairan rehidrasi oral untuk anak dengan dehidrasi yang disebabkan karena diare. Komposisi ini sesuai dengan komposisi tinja pada diare yang disebabkan oleh kolera. Namun masih menjadi perdebatan apakah komposisi ini merupakan konsentrasi yang optimal oleh karena dewasa ini diketahui bahwa penyebab diare akut yang utama pada balita adalah rota virus (40-60%). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan perubahan pada komposisi cairan rehidrasi oral standar WHO yang selama ini dipakai. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengurangi osmolaritas cairan rehidrasi oral untuk mencegah kemungkinan terjadinya efek yang merugikan dari absorpsi cairan yang hipertonis. Perlu diperhatikan bahwa transport Na+ oleh enterosit hanya dapat berlangsung jika dalam cairan rehidrasi oral terdapat glukosa, oleh karena itu glukosa mutlak harus ada dalam cairan rehidrasi oral. Mengingat glukosa mahal, tidak diproduksi di beberapa negara yang sedang berkembang dimana prevalensi diare tinggi, penelitian terus dilakukan untuk mencari bahan pengganti glukosa. Salah satu diantaranya adalah tepung beras yang dapat dipilih sebagai pengganti glukosa. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah uji klinis acak terkontrol desain paralel (open trial). Teknik analisis untuk variabel efek berskala nominal adalah uji χ2 dan uji t untuk variabel efek berskala numerik. Pada penelitian ini variabel bebas berskala nominal tetapi lebih dari 2 kelompok dan variabel efek berskala numerik sehingga digunakan analisis of varians (One-way Anova).
Acute diarrhea remains a main health problem and a major cause of morbidity and mortality around the world, in less developed countries, includes Indonesia, with its main complication dehydration. According to Surrkesnas 2001, diarrhea remains a third cause of infants death and as a second cause of preschool death (2,3 per 1000 preschool children). This study tries to make an efficacy comparison between reduced osmolarity oral rehydration salts solution, electrolyte rice flour solution and WHO standard oral rehydration salts solution in purpose to treat acute diarrhea using oral rehydration management in infants. Oral rehydration solution becoming an important pillar in purpose to decrease death rates that caused by diarrhea. Present time, we have known already that oral rehydration solution, called oralyte can be used to treat diarrhea patients that diagnosed with mild or moderate dehydration to prevent severe dehydration. For more than 35 years, WHO had recomment standard formula for oral rehydration solution that we use to treat children whom diagnosed with diarrhea and dehydration. Composition of this formula similar with choleric stool. There’s queastion whether if who composition is acceptable to treat diarrhea as we know that main etiology for acute diarrhea in children is rotavirus (40-60%). Several researches have been trying to improve the WHO standard oral rehydration salts solution. One of it is to decrease the solution osmolarity to avoid hypertonic side effects. We should notice that potassium entering enterocyte only happen if there’s glucose substance that will make glucose an absolute substance for the formula. Glucose is less affordable and not produced in developing countries that makes studies are trying to explore its substitutes. We know that one of it is rice flour. Study design is randomized controlled trial parallel design (open trial). Analysis nominal variables effects using X2 test and analysis numeric variables effect using t test. In this study, variables is a nominal variable but divided into more than two groups and effects variables is a numeric with varians analysis (one-way anova).
Kata Kunci : Kesehatan Anak,Diare Akut,Terapi Rehidrasi Oral, acute diarrhea, efficacy, reduced osmolarity oral rehydration salts solution, electrolyte rice flour solution, randomized controlled trial parallel design (open trial)