Keberlanjutan hutan mangrove di kawasan Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali
PAMUNGKAS, Catur Endah Prasetiani, Ir. Bakti Setiawan, MA.,Ph.D
2005 | Tesis | Magister Perencanaan Kota dan DaerahKawasan hutan mangrove di kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali telah menjadi sorotan karena kondisinya sangat mengkhawatirkan, untuk menanggulangi kerusakan (degradasi) hutan mangrove yang terjadi maka Pemerintah melaksanakan kebijakan pengelolaan hutan mangrove. Kebijakan tersebut meliputi berbagai program salah satunya adalah kerjasama luar negri yang berakhir pada tahun 2004. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan sistem pengelolaan hutan mangrove di kawasan Tahura Ngurah Rai, Bali serta mengkaji keberlanjutan Hutan Mangrove, khususnya kemungkinan keterlibatan stakeholders dalam Pengelolaan Hutan Mangrove. Metode penelitian yang digunakan adalah eksploratif dengan pendekatan rasionalistik. Dalam pendekatan rasionalistik, grand teori merupakan landasan untuk menyusun pedoman wawancara. Sedangkan dalam survey dilakukan wawancara terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sistem Pengelolaan Hutan Mangrove di Kawasan Tahura Ngurah Rai terdapat 3 (tiga) periodesasi yaitu: a. sebelum tahun 1990 adalah pengubahan ekosistem alami untuk pemanfaatan tambak. b. antara tahun 1990 – tahun 1997 merupakan tahap perlindungan hutan mangrove dan rehabilitasi hutan mangrove. c. antara tahun 1998 – tahun 2004 merupakan pemanfaatan ekosistem antara lain ekowisata mangrove. (2) Pemahaman stakeholders terhadap manfaat hutan mangrove menunjukkan pemahaman yang beragam. Sedangkan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan hutan mangrove saat ini adalah tekanan akan konversi lahan untuk penggunaan lain. (3) Kemungkinan keterlibatan stakeholders ditinjau dari elemen kemitraan saat ini sudah cukup baik, hanya saja kemitraan yang selama ini telah berlangsung kurang adanya komunikasi, sehingga menimbulkan pemikiran akan perbedaan keuntungan yang di dapat serta belum disadarinya kapasitas dan sumberdaya yang di miliki oleh tiap stakeholders. Untuk mewujudkan pengelolaan hutan mangrove yang berkelanjutan diperlukan keberlanjutan pengelolaan yang telah ada melalui peningkatan kemitraan di antara stakeholders dengan komunikasi aktif baik itu komunikasi internal maupun eksternal di antara stakeholders dengan pihak luar. Model Kemitraan yang terbentuk tergantung pada peran dari tiap stakeholders dan juga pada status kepemilikan lahan atau kawasannya.
The government of Indonesia initiated sustainable mangrove forest management to respond to mangrove forest degradation.. This effort consists of many programs including international cooperation to manage Tahura Ngurah Rai in Bali. This research was aimed to study mangrove forest management system in Tahura and sustainability of mangrove forest focusing on stakeholders involvement. Explorative method by rasionalistic approach was used in this research. In this approach, a grand theory was primery basis in preparing interview guideline. Kind of the survey used open interview type. Three important points are found in this research. Firstly, mangrove forest management system in Tahura area can be distinguished in 3 (three) periods as follows: conversion of natural ecosystem became embankment before 1990; mangrove forest protection and rehabilitation between 1990-1997; and utilization of mangrove ecosystem for othe activities such as ecotourism between 1998-2004. Secondly, stakeholders have different interest but all have the same perception on the important of conserving mangrove forest. They have also the same perception that pressures to the mangrove forest are land conversion for urban activities and use of the area for solid waste site. Thirdly, stakeholders were willing to involve in the partnership management, because they know the important of conservation mangrove in the area. However, communication among them was ineffective which leaded to different perception of mangrove forest management. The study recommended such partnership required an effective communication among stakeholders involved in the management. In this context, it is important to create forum enable stakeholders to work together. Further, any partnership management arrangement should be developed based on the land ownership of the stakeholders.
Kata Kunci : Keberlanjutan, Kemitraan, Pengelolaan Hutan Mangrove, sustainability, partnership, mangrove forest management