Laporkan Masalah

Kesenjangan pembangunan antar daerah kecamatan di Kabupaten Kebumen

ARIS, Muhamad Abdul, Dr. Budiono Sri Handoko, MA

2005 | Tesis | Magister Ekonomika Pembangunan

Tujuan dari penelitian ini adalah pertama untuk mengetahui besarnya kesenjangan pembangunan antarkecamatan di Kabupaten Kebumen dengan menggunakan indeks Williamson dan Entropy Theil yang didasarkan pada PDRB per kapita dan jumlah penduduk, kedua; menganalisis perubahan struktur perekonomian di Kabupaten Kebumen dan menghitung kesenjangan antarsektor dan ketiga melihat pengaruh variabel luas wilayah, jarak dari pusat pertumbuhan (kabupaten) dan rasio PDRB pertanian terhadap PDRB total terhadap pendapatan per kapita untuk setiap kecamatan. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen mempunyai kondisi yang berbeda-beda baik berhubungan dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Kondisi tersebut akan memicu adanya kesenjangan pendapatan yang selanjutnya akan berimbas pada kesenjangan di bidang yang lain. Sejalan dengan kondisi tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar kesenjangan pembangunan yang terjadi antardaerah kecamatan di Kabupaten Kebumen yang diakibatkan oleh perbedaan kondisi sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dari hasil analisis dengan indeks Williamson periode pengamatan 1993- 2003, rata-rata ketimpangan antardaerah kecamatan di Kabupaten Kebumen adalah 0,33 sedangkan hasil analisis dengan indeks Entropi Theil memperoleh rata-rata 29,89 dengan kecenderungan meningkat dan mengalami penurunan akibat adanya krisis pada tahun 1997 dan kembali menunjukkan kencenderunagan meningkat pada akhir penelitian pada tahun 2003. Kesenjangan anatarsektor yang dianalisis dengan indeks Williamson memperoleh hasil rata-rata, sektor pertanian 0,41, sektor industri 0,28, sektor perdagangan 0,46 dan sektor transportasi 0,30. Dari hasil analisis regeresi, hanya variabel jarak dari pusat pertumbuhan (JRK) yang memberikan pengaruh signifikan terhadap PDRB per kapita pada taraf kepercayaan 95% (ά =0,05) dengan nilai koefisien -0,397063 log(JRK). Variabel luas wilayah (L_WIL) dan rasio output pertanian terhadap PDRB total (RASIO) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap PDRB per kapita dengan nilai masing-masing koefisien adalah 0,379596log (L-WIL) dan 0,061391 log(RASIO). Hasil analisis Tipologi Klassen untuk mengetahi struktur ekonomi di Kabupaten Kebumen adalah Kecamatan Klirong, Pejagon, Sruweng, dan Adimulyo termasuk daerah cepat maju dan cepat tumbuh, Kecamatan Kebumen, Gombong, Karanganyar, dan Sadang termasuk daerah maju tapi tertekan, Kecamatan Ayah, Puring, Ambal, Prembun, Kutowinangun, Sempor, dan Karanggayam termasuk relatif tertinggal dan Kecamatan Buayan, Petanahan, Bulupesantren, Mirit, Aliyan, Kuwarasan, dan Rowokele termasuk cepat tumbuh.

The objectives of this research were (1) to identify the extent of development gap between subdistricts in Kebumen district using Williamson and Entropy Theil indexes entropy based on per capita regional GDP and total population, (2) to analyze change in economic structure in Kebumen district and calculate gap between sectors, and (3) to investigate effect to variables of area width, distance from growth centre (district) and effect of agricultural regional GDP to total regional GDP ratio on per capita income for each subdistrict. Problem in this research is that condition in each subdistrict is different either on natural resources and human resources they have. The condition will result in income gap that in turn will lead to inequality in other sector. Paralel with the condition, the problem is formulated in this research as what extent of development gap between subdistrict on Kebumen district due to difference of natural and human resource condition. Based on analysis using Williamson index in period of 1993 – 2003, average inequality between subdistrict in Kebumen district was 0.33, while based on entropy Theil index it was 29.89 with increased tendency but decrease due to 1997 crisis and increase again in and of 2003. In addition, sectoral inequality, analyzed using Williamson Index, indicated average result in agriculture, industrial, trading, and transportation sectors are 0.41, 0.28, 0.46, and 0.30, respectively. Based on regression analysis, only variable of distance from government center (JRK) give significant effect on per capita regional GDP in 95% confidential level (ά=0.05) with coefficient score of -0.397063 log(JRK). Meanwhile, area width (L_WIL) and agricultural output to total regional GDP ratio (RASIO) have not affected significantly on per capita regional GDP with coefficient scores of 0.379596 log(L_WIL) and 0.061391 log(RASIO), respectively. Result of Klassen typology analysis to identify economic structure in Kebumen district indicated that Klirong, Pejagon, Sruweng, and Adimulyo subdistricts belong to fast high growth and high income area; Kebumen, Gombong, Karanganyar, and Sadang subdistricts belong to high income but low growth area; Ayah, Puring, Ambal, Prembun, Kutowinangun, Sempor, and Karanggayam subdistricts belong to low growth and low income area; and Buayan, Petanahan, Bulupesantren, Mirit, Aliyan, Kuwarasan, and Rowokele subdistricts belong to high growth but low income area.

Kata Kunci : Pembangunan Ekonomi,Kesenjangan Antar Daerah, per capita Gross Domestic Product, inequality, economic growth, development


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.