Perbandungan pendapatan pemeliharaan sapi betina (Pembibitan) dan pemeliharaan sapi jantan (Penggemukan) di Provinsi Nusa Tenggara Barat

NASRUDIN, Abdul Wahab, Dr. Budiono Sri Handoko, MA

2005 | Tesis | Magister Ekonomika Pembangunan

Latar belakang penelitian ini adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah lama dikenal sebagai sumber ternak sapi potong dan sapi bibit sekaligus sebagai daerah pemurnian sapi Bali yang bertumpu pada peternakan rakyat. Usaha peternakan rakyat tersebut dilakukan secara sambilan dengan pola pemeliharaan semi intensif. Pada beberapa tahun terakhir ini, ekspor sapi potong mulai menurun, hal ini diindikasikan bahwa peran Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai sumber ternak potong nasional cenderung menurun. Kemampuan produksinya tidak dapat mengimbangi permintaan yang tents meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pendapatan dan tingkat efisiensi usaha yang diterima petani peternak yang memelihara sapi betina (pembibitan) dan sapi jantan (penggemukan) serta menghitung tingkat kelayakan usaha dengan kriteria Net Present Value (NPV). Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (pusposive sampling method) yaitu di Desa Peresak Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat untuk sampel kelompok yang memelihara sapi betina (pembibitan), dan Desa Bageknyake Kecamatan Wanasaba Lombok Timur untuk sampel kelompok yang memelihara sapi jantan (penggemukan). Data primer diperoleh dan wawancara langsung dengan responden dan masing-masing sampel kelompok yaitu masing-masing 20 responden. Alat analisis yang digunakan adalah uji t- beda rata-rata pendapatan dan tingkat efisiensi usaha; Net Present Value (NPV) dengan discount factor sebesar 12% dan 18%. Hasil analisis pendapatan rata-rata yang diterima oleh kelompok yang memelihara sapi betina (pembibitan) lebih tinggi sebesar Rp15.375 dibandingkan dengan pendapatan rata-rata yang diterima kelompok yang memelihara sapi jantan (penggemukan), masing-masing sebesar Rp1.922.000 dan Rp1.506.625. Perbedaan pendapatan rata-rata ini dengan uji-t diperoleh hasil bahwa pendapatan rata-rata kedua kelompok usaha pemeliharaan sapi tersebut berbeda secara nyata pada taraf kepercayaan 95% (oc=0,05), di mana t-hitung (2,950) > t-tabel (2,042). Hasil analisis tingkat efisiensi usaha rata-rata diperoleh lebih tinggi pada kelompok yang memelihara sapi betina (pembibitan) dibandingkan dengan kelompok yang memelihara sapi jantan (penggemukan), masing-masing sebesar 76,80% dan 90,61%. Perbedaan efisiensi usaha rata-rata ini dengan uji-t diperoleh hasil bahwa tingkat efisiensi usaha rata-rata kedua kelompok usaha pemeliharaan sapi tersebut berbeda secara nyata pada taraf kepercayaan 95% (oc=0,05), di mana t-hitung (11,156) > t-tabel (2,069). Pendekatan dengan Net Present Value (NPV) dengan diskont faktor sebesar 12% dan 18%, diperoleh hasil bahwa kedua kelompok usaha pemeliharaan sapi tersebut dapat dikatakan layak untuk dikembangkan karena sesuai kriteria bahwa nilai pendapatan rata-rata usaha pemeliharaan sapi tersebut >0.

The research background is that Province of West Nusa Tenggara has long been known as source of both beef cattle and breeding cattle and at once as the Bali cattle purifying area that rested on the populace husbandry. These populace husbandry bussiness was carried out in part time with semi-intensive raising pattern. In many years recently, export on the breeding cattle was beginning to decline, it was indicated that the role of Province of West Nusa Tenggara as source of a national breeding cattle tend to fall. Its production capability can not balance the more increased demand. This research has purpose to find out the income comparison and the efficiency level of business accepted by the breeder that raising the female cattle (breeding) dan sapi jantan (fattening) and calculating the proper level of business with Net Present Value (NPV) criteria. The research setting was conducted intentionally (pusposive sampling method) that is in Peresak Village, Subdistrict of Narmada, West Lombok Regency to group sample that raising the female cattle (breeding), and Bageknyake Village, Subdistrict of Wanasaba, East Lombok to group sample that raising the male cattle (fattening). The primary data was obtained from direct interview with respondent from each group sampleas that is 20 respondents respectively. The analysis means used is an income average differrent t-test and the efficiency level of business; Net Present Value (NPV) with discount factor about 12% dan 18%. The analysis result of average income accepted by groups that raising the female cattle (breeding) was higher about Rp15.375 than average income accepted by group that raising the male cattle that raising the male cattle (fattening), each about sebesar Rp1.922.000 and Rp1.506.625. The difference in average income with t-test was obtained result that the average income of both of business group on raising these cattle was significant difference level about 95% (oc=0,05), in which t-count (2,950)>t-table (2,042). The analysis result at the eficiency level of average business was higher at group that raising the female cattle (breeding) than groups kelompok that raising the female cattle (fattening), each about 76,80% and 90,61%. This eficiency difference of average business with t-test was indicated that efficiency level of both business groups on raising the cattle was significant difference level about 95% (oc=0,05), in which t-count (11,156)>t-table (2,069). The approach with Net Present Value (NPV) in discount factor about 12% and 18%, was eresulted that both business groups of raising the cattle is proper to be developed since it was accordance with criterium that business-average income value of raising the cattle is >0.

Kata Kunci : Pembangunan Peternakan,Pendapatan Ternak Sapi,Pembibitan dan Penggemukan