Laporkan Masalah

Dampak pelaksanaan kegiatan wanatani (Agroforestry) terhadap pendapatan masyarakat :: Studi kasus Desa Rahayu Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah

SISWO, Dr. Soetatwo Hadiwigeno, MA

2005 | Tesis | Magister Ekonomika Pembangunan

Wanatani (agroforestry) adalah penggunaan lahan yang merupakan perpaduan tanaman tahunan, pertanian, peternakan, perikanan dan lain-lain yang diusahakan secara bersama-sama atau bergiliran ke arah keterpaduan sehingga tercapai diversifikasi penggunaan lahan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan kegiatan wanatani (agroforestry) di Desa Rahayu Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2003, dengan tujuan untuk : (1) mengetahui perubahan pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah adanya kegiatan wanatani (tahun 2003 – 2004); (2) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan/ kegagalan kegiatan wanatani, sebagai masukan bagi kebijakan selanjutnya. Analisis dampak menggunakan analisis statistik dengan uji beda dua ratarata, dengan cara membandingkan pendapatan sebelum dan sesudah adanya kegiatan wanatani. Dalam menduga pendapatan masyarakat dimaksud, dilakukan pendekatan (proksi) dengan menggunakan pendapatan responden sebelum dan sesudah adanya kegiatan wanatani. Melalui uji statistik pada derajat kepercayaan 95% didapatkan nilai Z hitung 2,72 dan Z tabel ± 1,96 bahwa kegiatan wanatani mampu meningkatkan pendapatan masyarakat rata-rata sebesar Rp1.006.686,-/ tahun atau meningkat sebesar 25,99% dari tahun sebelumnya, sekalipun karena keterbatasan jumlah sampel, hasil penelitian ini belum dapat digunakan untuk menyimpulkan bahwa kegiatan wanatani mampu meningkatkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan. Faktor – faktor yang menyebabkan keberhasilan kegiatan wanatani antara lain adalah : (1) ketepatan dalam memilih jenis tanaman (33,87%); (2) pengalaman petani dalam bidang pertanian (22,58%); (3) penguasaan pengetahuan lokal (17,74%); (4) luas pemilikan lahan (11,29%); dan (5) pendampingan LSM (9,14%).

Wanatani (agroforestry) is the land usage that combines of annual crop, agriculture crop, livestocks, fishery and others which is labored together or in rotation toward unification so that reached diversification of the land usage. This research was aimed at analyzing the implementation of agroforestry activity in Rahayu Village, Subdistrict of Padureso, Kebumen Regency, Province of Central Java at the Budget Year 2003, with purpose to: (1) find out the change of people’s income before and after the presence of agroforestry activity (2003-2004); (2) find out the factors determining the efficacy/failure of program, as input for the future policy. The impact analysis was using statistical analysis with two mean different tests, by comparing income before and after the presence of agroforestry activity. Assuming the meant community income was conducted an approaches (proxy) by using responder income before and after the presence of agroforestry activity. Through statistical test at 95% significant levels, Z value 2,72 and Z table ± 1,96, was found that agroforestry activity could improve the mean of community income about Rp1,006,686.-/year or increase about 25.99% from the previous year, even if because of the limitation on amount of sample, the result has not yet used to conclude that agroforestry activity may increase the community income as a whole. Factors which roled in the success of agroforestry are : (1) accuration on choosing crop species (33.87%); (2) the farmer’s experience in agriculture (22.58%); (3) mastery of the local knowledge (17.74%); (4) land belonging (11.29%); and (5) assistance by NGOs (9.14%).

Kata Kunci : Pendapatan Masyarakat,Agroforestry, Agroforestry, Land Usage, People’s Income


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.