Rencana pengelolaan bencana alam banjir kawasan Kalibayem di kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul
ARIWIBOWO, R. Bimo, Ir. Joko Sujono, M.Eng.,Ph.D
2005 | Tesis | S2 Teknik SipilBencana alam banjir pada tanggal 27 Februari 2003 di kawasan Kalibayem telah menimbulkan berbagai masalah dan dampak kerugian. Untuk mengatasinya diperlukan suatu rencana pengelolaan bencana alam banjir yang berdasarkan analisis pemahaman mendalam terhadap kondisi, permasalahan dan persepsi masyarakat dengan mempertimbangkan resiko bencana alam banjir serta kondisi potensi, kendala, peluang dan ancaman kawasan terkait. Untuk memahami fenomena alam banjir dan upaya pengelolaannya, dalam penelitian ini dilakukan analisis debit banjir dan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats). Analisis debit banjir (dengan metode Rasional) untuk menghitung debit puncak yang menyebabkan banjir, sedangkan analisis SWOT untuk memperoleh alternatif rencana pengelolaan bencana alam banjir terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah rawan banjir seluas 99,65 ha, sebagian besar berupa pemukiman yang dihuni kurang lebih 4.250 kk. dengan kondisi topografi lebih rendah. Penyebab banjir adalah akibat kenaikan nilai Qp (debit puncak) yaitu sebesar 7,727 m3/dt atau 82,17% selama kurun waktu 14 tahun (1989 s/d 2003) yang tidak diimbangi dengan sarana prasarana fisik bangunan pengendali banjir yang ada. Adapun upaya pengelolaan bencana alam banjir berdasarkan hasil analisis SWOT berupa “Konservasi Sumber Daya Air dan Tanah†dengan rencana tindakan yang direkomendasikan, yaitu: penetapan kawasan Kalibayem sebagai kawasan konservasi air dan tanah, peningkatan daya resap air di hulu kawasan Kalibayem, pengamanan daerah pemanfaatan sungai dan sumber air/rawa, serta penanganan masalah banjir. Upaya penanganan masalah banjir yang paling mendesak yaitu membangun/memperbaiki sarana prasarana fisik bangunan pengendali banjir berupa gorong-gorong di bawah Jl. Raya Jogja-Wates yang semula lebarnya hanya 2 meter menjadi 3 meter.
A flood disaster on February 27th 2003 in Kalibayem estate have generated various problems, and losses. To overcome the problems, it is needed a plan of flood management by considering a number of aspects including circumstantial understanding analysis of condition, problem and society perception by considering flood risk disaster and also the local condition of potencies, constraints, opportunities and threats related to the area. To understand the natural phenomenon of flood and its management, a flood discharge and SWOT (strengths, weaknesses, opportunities and threats) analysis will be carried out. The flood discharge is computed using the rational method, while SWOT analysis is used for selecting the most reliable flood management plant. The results indicated that the prone area of flood is almost 99,65 ha, mostly in the form of settlement area about 4250 families in lower topography condition. The flood analysis showed that due to increasing residential area (180,943 ha or 332,09%) for the last 14 years (1998 - 2003) the flood peak increases significantly up to 7,727 m3/s or 82,17%. The best alternative flood management effort based on SWOT is Water Resources and Land Conservation by using action plans as follow: designation Kalibayem estate as water and land conservation estate, increasing water infiltration level in Kalibayem up-stream, protection of beneficiary river zone and water resource/swamp. The most urgent of flood management is to build and to repair culvert at Jogja-Wates main road from 2 meter to 3 meter width.
Kata Kunci : Bencana Alam,Banjir,Pengelolaan,Kalibayem Estate, Flood, SWOT and Flood Management