Tinjauan karakteristik daerah aliran sungai Selakau Kalimantan Barat guna mendukung analisis ketersediaan air

SANTOSO, Herry, Ir. Joko Sujono, M.Eng.,Ph.D

2005 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Perubahan tataguna lahan akan berpengaruh terhadap karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS), yang akan mempengaruhi sistim hidrologi di dalam DAS tersebut. Perubahan sistim hidrologi ini berpengaruh terhadap ketersediaan air di dalam DAS. Perubahan ini dapat meliputi limpasan permukaan (surface runoff), limpasan antara (interflow) dan aliran dasar air tanah (groundwater flow). Analisis ketersediaan air pada DAS berdasarkan pengaruh perubahan tataguna lahan pada tahun yang berbeda, dengan kondisi hujan tahun 1996 dan 2003. Analisis dilakukan menggunakan model software HEC-HMS (Hydrologic Modelling System). Model ini digunakan untuk menghitung hujan-aliran suatu sistem DAS khususnya aliran rendah (low flow). Penelitian ini dilakukan dengan proses kalibrasi berdasarkan data hujan, debit, evapotranspirasi pada tahun yang sama dan parameter awal yang menghasilkan parameter yang representatif untuk DAS yang ditinjau. Proses selanjutnya dilakukan simulasi berdasarkan parameter ini dengan skenario kondisi hujan yang sama dengan tataguna lahan yang berbeda. Proses ini disesuaikan dengan wilayah penelitian yang terbagi dalam tiga sub-DAS yaitu Seboteng, Simpang dan Selakau Kecil yang menghasilkan besaran aliran permukaan dan aliran dasar air tanah. Hasil analisis menunjukkan adanya perubahan debit aliran pada DAS akibat perubahan tataguna lahan. Musim kemarau penurunan debit aliran sebesar 5,56 % pada hujan tahun 1996 dengan tataguna lahan tahun 1996 – 2003 dan 1,87 % untuk tataguna lahan tahuan 2003 - 2013. Penurunan juga terjadi pada hujan tahun 2003 dengan tataguna lahan tahun 1996 - 2003 dan tahun 2003 – 2013 berturut-turut sebesar 5,15 % dan 2,77 %. Demikian pula pada musim penghujan untuk hujan tahun 1996 dengan tataguna lahan 1996-2003 penurunannya sebesar 4,45 % dan sebaliknya pada tataguna lahan 2003-2013 mengalami kenaikan 0,68 %. Penurunan terjadi pada hujan tahun 2003 dengan tataguna lahan tahun 1996 - 2003 dan tahun 2003 – 2013 sebesar 0,4 % dan 1,29 %. Penurunan debit aliran ini disebabkan berubahnya fungsi lahan dari lahan hutan menjadi lahan perkebunan dan semak belukar. Faktor lain meliputi kehilangan air akibat evapotranspirasi dari luas tampungan vegetasi, aliran permukaan dan tampungan air permukaan, serta faktor limpasan permukaan yang terjadi secara berlebihan yang tidak masuk ke sistem DAS melainkan melimpas ke laut. Laju infiltrasi dan perkolasi yang terjadi mempengaruhi besarnya tampungan air permukaan (soil storage) dan tampungan air tanah (ground water), yang akhirnya mempengaruhi besarnya ketersediaan air di dalam DAS.

The change of land use will affect to the flow characteristics of a catchment area, including the hydrologic system. The changes of the hydrology system influence the water availability in the catchment area. The changes including surface runoff, interflow and groundwater flow. The water availability analysis of catchment area is done for the land use in the year have a difference, with the rainfall condition of 1996 and 2003. The analysis uses the software of a HEC-HMS (Hydrologic Modelling System). This model is applied to calculate the low flow. The analysis is done by calibration process base on rainfall record, debit, and evapotranspiration in the same year and initial parameter to get the representation parameter for studi of a catchment area. The next process is making a simulation base on this parameter with the same rainfall condition and different land use. This process adapting the location of this research that divided into three sub-catchment areas that are Seboteng, Simpang and Selakau Kecil, resulting the incoming surface runoff and groundwater flow The analysis results show that the change of land use by the change of flow discharge caused. In dry season the flow discharge is decreasing 5,56 % for 1996 rainfall condition with the land use in 1996-2003 and 1,87 % for the land use in 2003-2013. The decreasing level also happened in the 2003 rainfall condition with the land use in 1996-2003 and 2003-2013 in the amount of 5,15% and 2,77% respectively. It is also happened in the rainy season for the 1996 rainfall condition with the land use in 1996-2003, the flow discharge is decreasing for about 4,45 %, and on the contrary, in the land use in 2003-2013 the flow discharge is increasing in the amount of 0,68 %. The flow discharge is also decreasing in the 2003 rainfall condition with the land use in 1996-2003 and 2003-2013 in the amount of 0,40% and 1,29 %. The decrease of flow discharge is caused by the change of land function from forest into plantation and bushes. Other factors including the water loses caused by evapotranspiration from canopy storage, surface flow, soil storage, and excessive surface runoff factor that went straight to the sea instead collected into the catchment area system. The velocity of infiltration and percolation also influence the surface and ground water storage, and finally influence the measure of water availability in catchment area.

Kata Kunci : Daerah Aliran Sungai,Ketersediaan Air,Tataguna Lahan, Landuse, HEC-HMS, low flow