Analisis ekonomi produksi dan studi kelayakan industri rumah tangga tempe dan tahu di Kabupaten Banyumas

SETYADJI, Kabul, Prof.Dr.Ir. Sri Widodo, M.Sc

2004 | Tesis | S2 Ekonomi Pertanian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi penggunaan input dan distribusi pendapatan Rumah Tangga Tenaga Kerja Luar Keluarga (RT TKLK) pada Industri Rumah Tangga (IRT) tempe dan IRT tahu, mengukur kelayakan IRT tempe dan tahu, mengklasifikasi kontribusi IRT tempe dan tahu pada pendapatan total RT TKLK dan tingkat kemiskinan RT TKLK yang bekerja pada IRT tempe dan tahu. Hipotesis yang diajukan adalah 1. penggunaan faktor-faktor produksi pada IRT tempe dan tahu tidak efisien; 2. IRT tempe dan tahu tidak layak dikembangkan; 3. kontribusi IRT tempe dan tahu pada pendapatan total RT TKLK kecil; 4. IRT tempe dan tahu tidak mampu mengentaskan kemiskinan RT TKLKnya; 5. distribusi pendapatan RT TKLK pada IRT tempe dan tahu merata. Uji hipotesis menggunakan analisis: regresi linier berganda, distribusi binomial, efisiensi alokatif, produktivitas modal (%), R/C ratio, kontribusi (%), garis kemiskinan, dan Gini ratio (IG). Subyek penelitian berjumlah 30 pengrajin IRT tempe desa Pliken, kecamatan Kembaran, dan 30 pengrajin IRT tahu desa Kalisari, kecamatan Cilongok, kabupaten Banyumas, tahun 2003. Penentuan jumlah subyek penelitian menggunakan metode simple random sampling dan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan pencatatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pengrajin tempe dan tahu tidak mengalokasikan semua inputnya (kedelai, tenaga kerja, kayu bakar, ragi, batu tahu) secara efisien (IRT tempe: 9,56; 5,85; 29,09 > 1, dan –33,75 < 1; IRT tahu: 2,93 > 1, dan –0,39; -0,73; 0,95 < 1). IRT tempe dan tahu layak usaha (30,55 % dan 44,37 % > 14,5 %/tahun; 1,32 dan 1,46 > 1). Kontribusi IRT tempe dan tahu terhadap pendapatan total RT TKLK tiap bulan besar dan sangat besar (K rata-rata 70,38 % dan 86,46 %). IRT tempe mampu mengentaskan kemiskinan RT TKLKnya (41,16 kg beras/kapita/bulan > 40 kg beras/kapita/bulan), IRT tahu tidak mampu mengentaskan kemiskinan RT TKLKnya (37,52 kg beras/kapita/bulan < 40 kg beras/kapita/bulan). Distribusi pendapatan RT TKLK IRT tempe dan tahu tidak merata (IGtp = 0,53 dan IGth = 0,62).

This research aimed at analyzing efficiency of using input and income distribution of Out-Family Labor Household (OFLH) in Household Industry (HI) of tempe and tahu, measuring the HI feasibility of tempe and tahu, classifying the HI of tempe and tahu contribution at total income of the OFLH and poverty level of the OFLH working at the HI of tempe and tahu. Hypothesis proposed were 1) the use of production factors at the HI of tempe and tahu was not efficient; 2) the HI of tempe and tahu was not feasible to be developed; 3) contribution of the HI of tempe and tahu at the total income of the OFLH was small; 4) the HI of tempe and tahu could not raise the OFLH poverty; 5) income distrib ution of the OFLH at the HI of tempe and tahu was not inequitable. Test of the hypothesis used multiple linear regression analysis, binomial distribution, allocative efficiency, capital productivity (%), R/C ratio, contribution (%), poverty line, and Gini ratio (IG). Numbers of the research subject were 30 of the HI of tempe hand- industries at Pliken village, Kembaran district, and 30 of the HI of tahu hand- industries at Kalisari village, Cilongok district, Banyumas regency on 2003. Decision of research subject numbers used simple random sampling and purposive sampling methods. Data collection was carried out by techniques of observation, interview, and recording. Result of the research showed that the tempe and tahu hand- industries did not allocate all of their input (soybean, labor, firewood, yeast, gypsum) efficiently (the HI of tempe was 9.56; 5.85; 29.09 > 1, and –33.75 < 1; the HI of tahu was 2.93 > 1, and –0.39; -0.73; 0.95 < 1). The HI of tempe and tahu for feasible business was 30.55 % and 44.37 % > 14.5 %/year; 1.32 and 1.46 > 1. The HI contribution of tempe and tahu on total income of the OFLH in every month was big and very big (average of K was 70.38 % and 86.46 %). The HI of tempe could raise the OFLH poverty (41.16 kg rice/capita/month > 40 kg rice/capita/month), the HI of tahu could not raise the OFLH poverty (37.52 kg rice/capita/month < 40 kg rice/capita/month). The OFLH income distribution of the HI of tempe and tahu did not inequitable (IGtp = 0.53 and IGth = 0.62).

Kata Kunci : Ekonomi Pertanian,Industri Rumah Tangga,Tempe dan Tahu,Pendapatan, allocative efficiency, business feasibility, income contribution, poverty raise, and income distribution.