Laporkan Masalah

Dinamika spasial dan pertumbuhan industri manufaktur Pulau Sumatera Tahun 1998 dan 2001

SIJABAT, Rosdiana, Dr. Masykur Wiratmo, M.Sc

2004 | Tesis | S2 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Pentingnya peran sebaran pengetahuan dan inovasi untuk meningkatkan kinerja sektor industri semakin mendapatkan perhatian dewasa ini. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya kajian empiris dan teoritis mengenai hubungan kinerja sektor industri dan sebaran pengetahuan. Dalam perkembangan sektor industri, sebaran pengetahuan diyakini memiliki kontribusi penting untuk meningkatkan pertumbuhan. Sebaran pengetahuan ini merupakan bentuk kekuatan aglomerasi (agglomeration forces) yakni spesialisasi, kompetisi dan keragaman industri. Terdapat tiga teori yang dikenal luas membahas hubungan sebaran pengetahuan dan pertumbuhan ekonomi. Pertama, MarshallArrowRomer (MAR). Menurut teori MAR, sebaran pengetahuan dapat terjadi antar perusahaan dalam suatu industri dan monopoli lokal memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan karena dapat menginternalisasikan eksternalitas ekonomi. Kedua, teori Porter. Menurut Porter, spesialisasi dan kompetisi industri memiliki hubungan positif terhadap pertumbuhan industri. Ketiga, teori Jacobs. Menurut Jacobs kompetisi dan keragaman industri yang semakin tinggi akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Estimasi variabel sebaran pengetahuan dilakukan dengan menggunakan data industri manufaktur ISIC dua digit tahun 1998 dan 2001 dari 65 kabupaten/kota di Pulau Sumatera. Hasil estimasi menunjukkan peran spesialisasi industri terhadap pertumbuhan industri sangat kecil, bahkan tidak ada, sehingga dapat dikatakan dampak spillovers antar perusahaan yang homogen tidak memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan industri Pulau Sumatera. Spesialisasi industri berperan penting menentukan pertumbuhan industri pada industri makanan (ISIC 31), industri Kertas (ISIC 34), industri logam dasar (ISIC 37), dan industri barang dari logam (ISIC 38). Hasil estimasi menunjukkan persaingan sektor industri di Pulau Sumatera berperan dalam mendorong pertumbuhan industri, tingkat persaingan yang semakin tinggi akan mendorong pertumbuhan industri yang semakin tinggi pula. Hal ini ditemukan pula pada industri logam dasar (ISIC 37) dan industri barang dari logam (ISIC 38). Hasil estimasi juga menunjukkan keragaman industri manufaktur di Pulau Sumatera menjadi kendala dalam penciptaan pertumbuhan sektor industri. Hal ini terjadi antara lain karena selama periode analisis, terdapat beberapa kabupaten/kota di Pulau Sumatera yang hanya memiliki satu atau dua jenis kelompok industri. Artinya kabupaten/kota tersebut tidak memiliki industri yang beragam. Berdasarkan penyerapan tenaga kerja, nilai tambah dan jumlah perusahaan disimpulkan bahwa perkembangan industri manufaktur di Pulau Sumatera pada tahun 1998 dan 2001 didominasi oleh 4 provinsi, yakni (1) Provinsi Sumatera Utara, (2) Riau, (3) Lampung dan (4) Sumatera Selatan. Pada tingkat kabupaten/kota, penyerapan tenaga kerja dan nilai tambah industri manufaktur yang sangat tinggi terdapat di Kota Batam dan Kabupaten Deli Serdang. Temuan lain menunjukkan industri makanan (ISIC 31) merupakan industri yang dominan dalam perkembangan industri manufaktur di Pulau Sumatera yang terlihat besarnya peran industri ini dalam penyediaan lapangan kerja pada sektor industri di Pulau Sumatera.

The Importance of knowledge spillovers for achieving innovation and economic growth has been largely stresses recently by the theoretical and empirical literature on the relation between industrial development and knowledge spillover. In development of industrial sector, knowledge spillovers is believed have a significant contribution in improving growth. Knowledge spillovers is the pattern of the agglomeration forces, i.e., specialization, competition and diversity. There are three theories in examining the relation between knowledge spillovers and economic growth. The first is MAR theory. According to MAR, knowledge spillovers occur between firms within industry and local monopoly had positive impact on growth since it was internalized economics externalities. The second is Porter theory. Porter argued that specialization and industrial competition had a positive relation with industrial growth. The third is Jacobs theory. According to Jacobs, competition and industrial diversity had a position impact and pushed economic growth. This research applies OLS in estimation the impact of knowledge spillover s on the industrial growth. The estimation is using a dataset of two digits of manufacturing industry of provinces in Sumatera islands during 1998 and 2001. According to the estimation result there is no significant role of industrial specialization on the industrial growth. Based on this finding, it can be said that the impact of homogenous interfirm knowledge spillovers did not have significant contribution to the industry growth in Sumatera. Industrial specialization plays a significant role in determining industrial growth for food manufacturing industry (ISIC 31), paper manufacturing industry (ISIC 34), basic metal manufacturing industry (ISIC 37) and metal manufacturing industry (ISIC 38). Industrial competition is found to have a role on industrial growth in Sumatera Island, a higher industrial competition caused a higher industrial growth. A significant effect of industrial competition on the industrial growth seems important for basic metal manufacturing industry (ISIC 37) and metal manufacturing industry (ISIC 38). The research finding point out that industrial diversity in Sumatera has been a constraint industrial growth it was seen by a negative relation between industrial diversity and industrial growth. The reason of this finding are many cities and regency in Sumatera do not have diverse industry. Based on the size of employment, value added and number of firm during 1998 and 2001, it was concluded that the development of manufacturing industry in Sumatera has been dominated by North Sumatera, Riau , Lampung and South Sumatera. At the regency level, the highest employment and value added has been found in Batam and Deli Serdang. Another major finding shows that food manufacturing industry (ISIC 31) is the dominant and important industry in Sumatera since the industry provides a large industrial employment during the estimation period.

Kata Kunci : Sebaran Pengetahuan, Aglomerasi Ekonomi, Pertumbuhan Industri, Knowledge Spillovers, Agglomeration Economies, Industrial Growth


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.