Perubahan penggunaan lahan koridor bagian pinggiran kota Yogyakarta dari tahun 1994 hingga tahun 2000
Andiri Rahardian, Drs. Su Ritohardoyo, M.A.
2006 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHBerkembangnya jaring-jaring lalu lintas kota dan konsentrasi penduduk perkotaan di sepanjang koridor Kota Yogyakarta, khususnya Koridor Solo; Koridor Magelang, dan Koridor Wates, telah menyebabkan perubahan penggunaan lahan di sepanjang jalan koridor tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisa perubahan penggunaan lahan selama tahun 1994-2000 di ketiga koridor tersebut dan menganalisa penyimpangan penggunaan lahan yang terjadi beserta implikasi kebijakannya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis data sekunder, yang terdiri dari analisis statistik dan analisis peta. Analisis statistik dilakukan menggunakan metode pengkelasan untuk mengetahui laju perubahan penggunaan lahan dan menggunakan rumus penciutan/penambahan lahan untuk mengetahui rerata perubahan per tahun. Analisis peta digunakan untuk menganalisa perubahan penggunaan lahan serta untuk menganalisa hubungan aksesibilitas lahan terhadap luas dan laju perubahan penggunaan lahan, termasuk untuk mengetahui penyimpangan penggunaan lahan di ketiga koridor tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun 1994-2000 Koridor Solo mengalami perubahan penggunaan lahan sebesar 3,08 Ha dengan rerata perubahan sebesar 0,51 Ha/tahun, Koridor Magelang sebesar 2,30 Ha dengan rerata perubahan sebesar 0,38 Ha/tahun, dan Koridor Wates sebesar 14,58 Ha dengan rerata perubahan sebesar 2,29 Ha/tahun. Laju perubahan penggunaan lahan di Koridor Wates termasuk tinggi, sedangkan di Koridor Solo dan Koridor Magelang termasuk rendah. Selain itu, pada Koridor Solo dan Koridor Magelang, terlihat bahwa semakin dekat lahan dengan jalan maka semakin kecil luas dan laju perubahan penggunaan lahannya, sedangkan pada Koridor Wates, semakin dekat lahan dengan jalan maka semakin besar luas dan laju perubahan penggunaan lahannya. Penyimpangan penggunaan lahan terhadap RDTRK yang terluas di Koridor Solo ialah penggunaan lahan permukiman pada rencana lahan perdagangan sebesar 12,11 Ha, sedangkan penyimpangan penggunaan lahan yang terluas di Kota Gamping (sebagai bagian dari Koridor Wates) ialah penggunaan lahan perdagangan/jasa pada rencana lahan permukiman sebesar 2,41 Ha.
-
Kata Kunci : Perubahan penggunaan lahan,Sleman,DIY,Pinggiran Kota