PERANCANGAN SUPPLY CHAIN BATUBARA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP DI INDONESIA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN HUB
Merliani Avita, Ir. Hari Agung Yuniarto, M.Sc., Ph.D, IPU. ASEAN Eng
2015 | Skripsi | S1 TEKNIK INDUSTRIPembangkit listrik tenaga uap (PLTU) menyumbang kapasitas terpasang terbesar yaitu 15.555 MW atau 45,47% dari total kapasitas terpasang. Dengan banyaknya PLTU di Indonesia, maka batubara sebagai bahan bakar pembangkitan listrik menjadi sangat dibutuhkan. Namun dalam kenyataannya, sistem supply chain batubara untuk PLTU belum optimal sehingga sering menimbulkan permasalahan. Permasalahan yang kini sedang dihadapi dalam rantai pasok batubara bagi PLTU adalah sulitnya untuk melakukan perencanaan alokasi dan penjadwalan pengiriman batubara kepada PLTU akibat bervariasinya pemasok. Selain itu, terjadi pula derating yang disebabkan oleh rendahnya kualitas batubara. Untuk menyelesaikan kedua permasalahan tersebut, maka PT. PLN perlu melakukan perencanaan rantai pasok yang optimal meliputi pemilihan pemasok dengan kualitas batubara yang sesuai dengan spesifikasi boiler PLTU, penjadwalan pengiriman batubara ke PLTU, dan mempertimbangkan pembangunan hub yang dapat berfungsi sebagai blending facility untuk meningkatkan kualitas batubara. Dalam melakukan penjadwalan pengiriman batubara, cuaca tidak lupa untuk dipertimbangkan, mengingat pengiriman batubara 90% dilakukan melalui jalur pelayaran. Dalam penelitian ini, pemilihan jumlah dan lokasi hub dilakukan dengan menggunakan cluster analysis dan metode center of gravity. Dari kelima skenario yang dijalankan, dipilih dua skenario yang dianggap layak untuk dipertimbangkan. Penentuan alokasi batubara yang sesuai dengan spesifikasi PLTU dilakukan dengan mempertimbangkan biaya pembelian batubara dan biaya pengiriman. Metode Mixed Integer Programming digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Model matematis yang telah disusun kemudian ditranslasi ke dalam Microsoft Excel untuk kemudian diselesaikan oleh add ins What’s Best. Setelah itu penjadwalan dilakukan untuk memetakan tanggal-tanggal pengiriman yang harus dilakukan oleh pemasok. Dari hasil running model, diperoleh penurunan biaya pembelian batubara dan biaya pengiriman. Kemudian, disusun benefit-cost analysis untuk menilai kelayakan pembangunan hub. Berdasarkan hasil benefit cost-analysis, cash flow memiliki nilai Net Present Value (NPV) lebih dari 0 dan Benefit Cost Ratio lebih dari 1. Artinya, pembangunan hub layak untuk dijalankan. Lokasi hub terletak di PLTU Suralaya Baru, PLTU Tanjung Awar-Awar, dan PLTU Teluk Balikpapan.
Kata Kunci : sistem rantai pasok, supply chain management, batubara, PLTU, cluster analysis, alokasi, penjadwalan, cuaca.