Fertilitas masyarakat pertanian basah dan kering kecamatan Ambal kabupaten Kebumen
Mudjihardjo, Drs. Kasto, M.A.
1983 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGANTulisan ini menyajikan hasil penelitian fertilitas penduduk di daerah pertanian basah dan pertanian kering. Faktor demografi yang diteliti meliputi usia kawin pertama, lama perkawinan, pemakaian kontrasepsi; faktor sosial-ekonomi yang meliputi pendidikan isteri dan nilai ekonomi anak. Selain kedua faktor tersebut juga diteliti nilai keluarga besar yang merupakan nilai positif anak dan berpengaruh terhadap fertilitas penduduk. Metode penelitian adalah sampling, pengambilan daerah sampel secara purposive sampling yaitu dengan ditentukan kalurahan sampel daerah pertanian basah dan kalurahan sampel daerah pertanian kering. Responden yang diambil adalah wanita berstatus kawin umur 15-49 tahun, kegiatan utama isteri maupun suami dalam bidang pertanian. Berhubung menitik beratkan kegiatan suami isteri dalam bidang pertanian maka yang dimaksud petani di sini adalah petani pemilik penggarap, dan kalau ada yang punya pekerjaan sampingan sebagai pedagang dengan penghasilan tinggi tidak diambil sebagai sampel. Jumlah responden sebanyak dua ratus untuk daerah pertanian basah dan dua ratus responden untuk daerah kering. Data yang dikumpulkan meliputi data primer yang diperoleh dari responden dengan menggunakan daftar pertanyaan, dan data sekunder yang diperoleh dari catatan-catatan kantor. Data yang diperoleh dianalisis dengan tabulasi frekuensi dan tabulasi silang. Fertilitas petani di kecamatan Ambal terutama dipengaruhi oleh lama perkawinan. Usia kawin pertama ada pengaruhnya tetapi kurang kuat, hal ini disebabkan usia kawin pertama yang rendah disertai tingkat perceraian yang tinggi pula. Pengetahuan, sikap dan praktek Keluarga Berencana yang merupakan salah satu penyebab langsung tinggi rendahnya fertilitas ternyata lebih baik di daerah pertanian kering. Faktor Pendidikan juga berperan mempengaruhi fertilitas, dan lebih Nampak pengaruhnya karena pada dua Masyarakat berbeda. Pada daerah pertanian basah berpengaruh positif terhadap fertilitas penduduk, sedang didaerah pertanian kering ternyata pengaruhnya negarif. Pengaruh nilai ekonomi anak lebih kuat didaerah pertanian basah. Secara keseluruhan nilai anak lebih tinggi di daerah pertanian basah.
-
Kata Kunci : Fertilitas masyarakat,Pertanian Basah dan Kering,Ambal,Kebumen,Jawa Tengah