Sistem skoring E-Pass (Estimation of Physiologic Ability and Surgical Stress) untuk audit pelayanan pembedahan digestif elektif di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Maret 2003-Maret 2004
SESWANDHANA, M. Rosadi, dr. Hendro Wartatmo, SpB-KBD
2005 | Tesis | PPDS I Ilmu BedahPendahuluan: Pembedahan mengakibatkan induksi berantai berbagai respon biologis yang berfungsi untuk meningkatkan sistem imun tubuh dan memfasilitasi perbaikan jaringan. Namun demikian bila stress pembedahan yang terjadi melebihi kapasitas cadangan fisiologis, maka akan terjadi gangguan homeostasis tubuh sehingga dapat menyebabkan berbagai komplikasi pasca-bedah. Sistem skoring POSSUM/P-POSSUM dikembangkan untuk memprediksi outcome pasca-pembedahan secara umum, kemudian E-PASS diperkenalkan untuk memprediksi outcome pasca-bedah gastrointestinal yang dilakukan secara elektif. Sampai dengan saat penelitian ini, belum ada instrumen prediktor outcome yang digunakan dalam pelayanan bedah saluran gastroinestinal elektif di RS Dr Sardjito. Metode: Dilakukan penelitian retrospektif cross-sectional pada pasienpasien yang menjalani pembedahan saluran gastrointestinal elektif di IBSGBST RS Dr Sardjito antara Maret 2003 – Maret 2004. Dikumpulkan data risiko fisiologis dan risiko stress pembedahan sesuai parameter E-PASS dan POSSUM/P-POSSUM. Kemudian dihitung angka morbiditas, mortalitas, dan lama rawat inap masing-masing pasien. Data dianalisis untuk mencari proporsi, korelasi, dan kurva ROC. Hasil: Terdapat 230 pasien yang memenuhi syarat sebagai subjek penelitian. Secara keseluruhan terdapat 50 kasus (21,7%) morbiditas dan 2 kasus (0,9%) mortalitas. Lama rawat inap rata-rata 9,71 hari (SD 10,962). Terdapat korelasi yang bermakna antara estimasi mortalitas EPASS dengan kenyataan (r=0,999; p<0,05), dan didapatkan korelasi yang tidak bermakna antara estimasi mortalitas POSSUM (r=0,826; p>0,05) dan P-POSSUM (r=0,858; p>0,05) dengan kenyataan. Estimasi mortalitas EPASS memiliki nilai underestimated 0,436 kali, sedangkan estimasi mortalitas POSSUM overestimated 4,61 kali dan P-POSSUM 1,81 kali mortalitas kenyataan, sedangkan estimasi morbiditas POSSUM sebesar 1,05 kali kenyataan. Dengan kurva ROC tampak E-PASS mempunyai nilai signifikans dengan penerapannya sebagai prediktor mortalitas, morbiditas, dan lama rawat inap. Sedangkan kurva ROC POSSUM dan P-POSSUM tidak mempunyai nilai signifikan sebagai prediktor mortalitas dan lama rawat inap, sedangkan untuk morbiditas mempunyai nilai signifikan. Kesimpulan: Sistem skoring E-PASS sebagai salah satu alternatif instrumen prediktor mortalitas, morbiditas, dan lama rawat inap untuk kasus-kasus pembedahan saluran gastrointestinal elektif dalam penelitian ini tidak lebih akurat dari P-POSSUM
Introduction: Surgical insult induces the biological cascade responses those have considered beneficial by augmenting immune functions and facilitating tissue repair; however, if surgical stress greatly exceeds a patient’s reverse capacity, homeostasis cannot be maintain, causing various postoperative complications. POSSUM/P-POSSUM scoring system were developed to predict postoperative outcomes. Later, E-PASS was introduced as a more accurate instrument for prediction of postoperative outcomes following elective gastrointestinal surgery. As now, there is no instrument to predict of post-operative outcomes following elective gastrointestinal surgery in Dr. Sardjito General Hospital. Method: There were 230 consecutive patients, who underwent elective common gastrointestinal operations at Dr Sardjito General Hospital between March 2003 and March 2004, were evaluated for mortality and morbidity rate. In general, there were 50 (21.7%) morbidity cases, and 2 (0.9%) mortality cases. Average of length of stay is 9.71 days (SD 10.962). There was a significant excellent correlation between the estimated and observed mortality rates of E-PASS (r=0.999; p<0.05), neither nor POSSUM (r=0.826; p>0.05) and P-POSSUM (r=0.858; p>0.05). E-PASS estimated mortality rate was underestimated 0.436-fold from the observed mortality, while POSSUM and P-POSSUM estimated mortality rate were overestimated 4.61-fold and 1.81-fold from the observed mortality. POSSUM morbidity estimated was 1.05 fold from the observed mortality. The ROC of E-PASS was significant as predictor of mortality and morbidity rate, and length of stay of the patients, while ROC of P-POSSUM was not significant. ROC of POSSUM was significant as predictor morbidity rate. Conclusions: As predictor of post-operative mortality and morbidity rate following elective gastrointestinal surgery, E-PASS was not more accurate than POSSUM/P-POSSUM
Kata Kunci : Bedah Saluran Gastrointestinal,E,possum,Possum, Gastrointestinal surgery, post-operative outcomes, Scoring System, E-PASS, POSSUM/P-POSSUM