Mineralogi dan kimia Mineral Batuan Beku Terkait Dengan Endapan Porfiri Tembaga-Emas Tujuh Bukit, Jawa Timur, Indonesia: Implikasinya Terhadap Kondisi Pembentukan Alterasi Propylitik

POR Vannak, Dr. Arifuddin Idrus; Dr. Nugroho Imam Setiawan

2025 | Tesis | S2 Teknik Geologi

Masalah utama penelitian ini adalah untuk memahami mineral primer, mineral alterasi, dan mineralisasi bijih, serta mennentukan kondisin pembentukan dari endapan porfi temnaga-emas (Cu-Au) Tujuh Bukit, salah satu area prospek potensial yang terletak di Desa Sumberagung, Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami mineralogi dan kimia mineral batuan beku serta implikasinya terhadap kondisi pembentukan bijih. Berdasarkan rumusan masalah studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi mineralogi mineral primer dan mengklasifikasikan zona alterasi melalui pengamatan petrografi. Selain itu, untuk mengkarakerisasi suhu kristalisasi fugasitas oksigen dan sulfur berdasarkan komposisi kimia yang dianalisis menggunakan Electron Probe Micro-Analysis (EPMA). Identifikasi petrografi dan citra back scatter-electron (BSE) menunjukkan bahwa mineral primer terdiri atas plagioklas (dalam bentuk fenokris) dan apatit. Asosiasi mineral alterasi yang teridentifikasi meliputi kehadiran kuarsa, serisit, dan pirit yang merepresentasikan zona alterasi filik. Di sisi lain, klorit, epidot, dan prrit yang merepresentasikan zona alterasi propilitik. Mineral bijih yang diidentifikasi adalah pirit, yang berasosiasi degan kalkopirit dan magnetit. Asosiasi minera ini diamati melalui permgamatan petrografi dan cita BSE. Kimia mineral plagioklas dan apatit menunjukkan bahwa plgioklas dalam bentuk fenokris diklasifikasikan sebagai andesin dan tidak subur. Apatit berada dalam seri kalk-alkalin dengan kandungan Ktinggi, Kloritetipe-I yang berasoisiasi degan zona propylitik terolong dalam ripidolit yang kaya Mg. Mineral lainnya diidentifikasi sebagi epidot sejati dan kalsit hidrothermal. Kesimpulannya, terdapat dua poin utama yang menjadi kontribusi penting studi ini terhadap pemahaman endapan porfiri Cu-Au. Pertama, zona alterasi yang berkembang terdiri dari zona filik dan propilitik. Suhu pembentukan berkisar antara 288,3 higga 332,82 derajat celcius. Sementara itu, fugasitas oksigen dan sulfur rendah, masing-masing berkisar antara - 70,4 hingga - 51,85 dan - 32,55 hingga - 20,65. Hasil ini menunjukkan kondisi hidrotermal reduktif, yang mendukung mineralisasi emas dalam sistem porfiri Cu-Au.

Initially, the problems of this research are to understand what is the primary, alteration and ore mineralization as well as determination of the forming condition of the Tujuh Bukit porphyry Cu-Au deposit, one of a potential prospect area located in Sumberagung Village, Pesanggaran, Banyuwangi, East Java, Indonesia. This research aimed to understand mineralogy and mineral chemistry of igneous rock, implication for ore forming condition. Based on the problems formulation this study aims to identify mineralogy of primary minerals and classify the alteration zone by using petrography. In other, to characterize the crystalizing temperature, oxygens and sulfur fugacity from an implication of chemical composition under observation from Electron Probe Micro-analysis (EPMA). Regarding to the petrography and back scatter electron (BSE) image identification demonstrates that primary minerals are plagioclase (occurred as phenocryst), and apatite. The alteration mineral assemblages were identified. The present of quartz, sericite, and pyrite represent the phyllic alteration zone. On the other hand, chlorite, epidote, and calcite represent the propylitic alteration zone. The ore minerals identified are pyrite, which is associated with chalcopyrite and magnetite. These mineral associations were observed using petrography and back-scatter electron (BSE) images. Moreover, mineral chemistry of plagioclase and apatite indicate that plagioclase phenocryst is classified into andesine which is also infertile. Apatite is in high-K calc-alkaline series. Propylitic related mineral Mg-rich (I-type) chlorite classified into ripidolite. Although, another mineral considered as truly epidote and hydrothermal calcite. In conclusion, there are two main ideas that support the benefit of this study in porphyry Cu-Au deposit. First, the porphyry alteration zones are phyllic and propylitic alteration. The formation temperature ranges between (288.3 - 332.82 oC). However, oxygen and sulfur fugacity is low, ranges between (–70.4 to –51.85) and (–32.55 to –20.65), respectively. This result represents the hydrothermal reductive, considered as porphyry Cu-Au deposit favoring gold-rich mineralization.

Kata Kunci : Kimia Mineral, Fugasitas oksigen, Fugasitas sulfurnya