Hubungan kondisi sosial masyarakat dengan tingkat perekonomian wilayah dipropinsi Riau
L. Ika Lestari Yuni Astuti, Luthfi Muta'ali, S.Si; M.SP.; Andri Kurniawan, S.Si., M.Si.
2004 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHKeberhasilan suatu pembangunan dapat dilihat dari tingkat perekonomian wilayah dan kondisi sosial masyarakatnya. Tingkat perekonomian wilayah yang tinggi belum menjamin kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji (1). kondisi sosial masyarakat dan tingkat perekonomian wilayah daerah migas dan non migas (2). hubungan tingkat perekonomian dengan kondisi sosial masyarakat. Penelitian ini penting sebagai masukan dan penentuan arah pengembangan wilayah. Metode penelitian adalah analisa data sekunder dengan unit analisis kabupaten. Terdapat dua kelompok data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data sosial mencakup tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, ketenagakerjaan, dan masalah sosial. Kelompok data yang kedua adalah data ekonomi yang meliputi pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, proporsi penduduk miskin, dan investasi. Teknik analisis yang digunakan adalah Klasifikasi dan Crosstab untuk pengelompokan (pengklasan) kabupaten/kota berdasarkan kesamaan karakteristik yang dimilikinya. Analisis Chi_Square dipilih untuk mengetahui perbedaan kondisi sosial masyarakat dan tingkat perekonomian wilayah antara daerah migas dan daerah non migas. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat perekonomian wilayah dengan kondisi sosial masyarakat dilakukan uji Korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial masyarakat di daerah non migas lebih baik dibandingkan dengan kondisi sosial masyarakat di daerah migas. Daerah yang tergolong dalam kelas tinggi adalah Kota Pekanbaru, Dumai, dan Batam. Tingkat perekonomian wilayah daerah migas lebih baik dibandingkan dengan daerah non migas. Kekayaan minyak bumi yang dimiliki Propinsi Riau belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Keadaan yang terjadi di daerah migas adalah bahwa pengembangan sektornya hanya mengarah/tertuju pada sektor migas, sementara sebagian besar hasilnya digunakan/tersedot oleh pemerintah pusat. Hal ini mengakibatkan kurangnya peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Tingkat perekonomian wilayah yang tinggi dapat menunjukkan kondisi sosial yang baik pula, akan tetapi pendapatan per kapita yang tinggi tidak dapat memberikan jaminan akan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dalam hal ini, berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, terlihat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat perekonomian wilayah dengan kondisi sosial masyarakat. Arahan pengembangan wilayah di Propinsi Riau menggunakan empat macam prioritas wilayah pengembangan dengan prioritas utama adalah kabupaten/kota yang mempunyai tipe kondisi sosial dan kondisi ekonomi rendah; dan tipe kondisi ekonomi rendah dan kondisi sosial sedang, yaitu Kabupaten Natuna, Pelalawan, Indragirir Hilir, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, Kuantan Sengingi.
-
Kata Kunci : Kondisi sosial masyarakat,Perekonomia wilayah,Riau