TANTANGAN KOLEKTIVISASI RISIKO MELALUI JAMINAN SOSIAL (Studi Tentang Pengelolaan Risiko Bagi Pekerja Informal di Daerah Magelang)
Ahmad Abdillah Hakim, Hakimul Ikhwan, S.Sos., M.A., Ph.D.,
2025 | Skripsi | Sosiologi
Rendahnya tingkat partisipasi pekerja informal dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan (Jamsostek) yang diselenggarakan oleh negara menjadi sebuah paradoks, mengingat tingginya paparan risiko yang pekerja informal hadapi sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk membongkar fenomena tersebut dengan menjawab pertanyaan: bagaimana pekerja informal memaknai risiko, mekanisme perlindungan apa yang mereka andalkan, dan Mengapa partisipasi pekerja informal pada program BPU BP Jamsostek rendah? Dengan menggunakan pendekatan kualitatif-fenomenologis pada informan pedagang mikro dan pengemudi ojek online di Magelang, penelitian ini menggunakan Teori Masyarakat Risiko untuk memahami konteks risiko dan Teori Pilihan Rasional untuk menganalisis mekanisme pilihan dalam berpartisipasi.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa pekerja informal beroperasi dalam tatanan Masyarakat Risiko, di mana mereka menghadapi risiko yang dimanufaktur dan terindividualisasi. Dalam menghadapi kondisi ini, mereka bertindak sebagai aktor rasional yang memiliki lebih banyak akses kepada skema perlindungan komunal. Pilihan ini rasional karena menawarkan utilitas yang tinggi dalam hal kemudahan akses, fleksibilitas, dan terutama, dilandasi oleh modal sosial dan kepercayaan yang kuat. Di sisi lain, partisipasi dalam BPJS Ketenagakerjaan dipersepsikan memiliki biaya yang tinggi, baik finansial maupun transaksional, yang seringkali tidak sepadan dengan manfaat yang dirasakan secara langsung. Temuan menarik menunjukkan adanya strategi reinterpretasi motivasi di kalangan peserta, iuran dimaknai kembali sebagai amal atau gotong-royong untuk tetap memberikan nilai pada partisipasi mereka. Pada akhirnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa rendahnya partisipasi bukan hanya karena faktor teknis belaka, tetapi juga diakibatkan oleh model program yang cenderung kaku ketika dihadapkan dengan dinamika kehidupan pekerja informal.
The low participation rate of informal workers in the state-organized social security program for employment (Jamsostek) presents a paradox, considering their high daily exposure to various risks. This research aims to unpack this phenomenon by addressing key questions: how do informal workers perceive risk, what protection mechanisms do they rely on, and why is participation in the formal program for informal workers (BPU) low? Using a qualitative-phenomenological approach with micro-traders and online motorcycle taxi drivers in Magelang as informants, this study employs Risk Society Theory to understand the context of risk and Rational Choice Theory to analyze the mechanisms of their participation choices.
The findings show that informal workers operate within the framework of a Risk Society, where they face manufactured and individualized risks. In confronting this condition, they act as rational actors who primarily rely on communal protection schemes. This choice is rational, as it offers high utility in terms of accessibility and flexibility, and is crucially based on strong social capital and trust. On the other hand, participation in the formal BPJS Ketenagakerjaan program is perceived to have high costs, both financial and transactional, which are often considered disproportionate to the immediately felt benefits. An interesting finding reveals a strategy of motivational reinterpretation among participants, where contributions are reframed as charity (amal) or mutual help (gotong-royong) to maintain the value of their participation. Ultimately, this study concludes that low participation is not merely due to technical factors, but is a logical outcome of a rigid program model that is misaligned with the dynamic realities of informal workers' lives.
Kata Kunci : Jaminan Sosial, Pekerja Informal, Masyarakat Risiko, Pilihan Rasional, BPJS Ketenagakerjaan.