Laporkan Masalah

DETERMINAN INDIKASI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN TEORI FRAUD HEXAGON: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2021-2024

Eka Cahya Mahesta, Rizky Wulandari, S.E, M.Acc., CFrA

2025 | Tugas Akhir | D4 Akuntansi Sektor Publik

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi indikasi kecurangan laporan keuangan dengan menggunakan pendekatan teori Fraud Hexagon pada perusahaan sektor pertambangan. Keenam unsur dalam model Fraud Hexagon diwakili oleh variabel-variabel proksi, yakni tekanan (target keuangan dan tekanan dari pihak eksternal), kesempatan (ketidakefektifan monitoring), rasionalisasi (pergantian auditor), kapabilitas (tingkat pendidikan CEO), ego/arogansi (keberadaan perusahaan), dan kolusi (kerja sama dengan proyek pemerintah). Kecurangan diukur menggunakan pendekatan F-Score, dengan populasi perusahaan pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2021–2024. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling dan menghasilkan 114 observasi yang dianalisis menggunakan metode kuantitatif melalui regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh variabel yang diuji, hanya ketidakefektifan monitoring yang memiliki pengaruh signifikan terhadap indikasi kecurangan laporan keuangan, yang menggarisbawahi pentingnya penguatan fungsi pengawasan dan peran komisaris independen dalam mencegah fraud pada sektor ini.

This study aims to examine the factors that influence indications of financial statement fraud using the Fraud Hexagon theory approach in mining sector companies. The six parts of the Fraud Hexagon model are shown by different factors: pressure (financial target and external pressure), opportunity (ineffective monitoring), rationalization (change in auditors), capability (CEO’s education), ego/arrogance (company's existence), and collusion (cooperation with government projects). Fraud is measured using the F-score approach, with a population of mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2021-2024. The sample was selected using a purposive sampling technique and resulted in 114 observations, which were analyzed using quantitative methods through multiple linear regression. The results showed that of all the variables tested, only monitoring ineffectiveness had a significant effect on indications of financial statement fraud, which points to the importance of strengthening the supervisory function and the role of independent commissioners in preventing fraud in this sector.

Kata Kunci : Fraud Hexagon, Kecurangan Laporan Keuangan, Sektor Pertambangan, Ketidakefektifan Monitoring, Pengawasan Internal

  1. D4-2025-482545-abstract.pdf  
  2. D4-2025-482545-bibliography.pdf  
  3. D4-2025-482545-tableofcontent.pdf  
  4. D4-2025-482545-title.pdf