Laporkan Masalah

Kohesi Sosial dalam Ruang Tersegregasi: Studi Kasus Komunitas Berpagar Perumahan Kota Harapan Indah, Bekasi dan Kampung Sekitarnya

Claudia Magdalena, Prof. Dr. Suharko, S.Sos., M.Si.

2025 | Skripsi | Sosiologi

Pembangunan komunitas berpagar (gated community) di kota-kota besar Indonesia telah menciptakan fenomena segregasi spasial dan sosial yang tajam antara penghuni perumahan modern dengan masyarakat kampung di sekitarnya. Penelitian ini mengkaji dinamika hubungan lintas batas yang terjadi di tengah struktur yang tersegregasi tersebut. Dengan mengambil studi kasus pada interaksi antara tiga klaster di Perumahan Kota Harapan Indah, Bekasi (Klaster Harmoni, Aralia, dan Ifolia) dengan kampung sekitarnya, penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua pertanyaan utama: (1) Bagaimana segregasi sosial-spasial dan virtual terjadi di antara kedua komunitas?; dan (2) Bagaimana relasi sosial dan mekanisme kohesi terbangun di tengah kondisi yang terpisah tersebut? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa segregasi yang terjadi bersifat multidimensional, termanifestasi dalam bentuk batas fisik (tembok dan portal keamanan), jarak sosial (akibat perbedaan kelas ekonomi dan gaya hidup), serta segregasi virtual (tercermin dalam grup komunikasi digital yang terpisah). Namun, penelitian ini menemukan bahwa tesis mengenai eksklusi sosial total tidak dapat diterapkan. Sebaliknya, ditemukan adanya berbagai jembatan sosial yang secara aktif menghubungkan kedua komunitas. Mekanisme jembatan sosial tersebut antara lain: (a) interdependensi ekonomi yang pragmatis melalui relasi kerja majikan-ART; (b) solidaritas krisis yang bersifat reaktif saat terjadi bencana banjir; dan (c) kohesi terstruktur yang dimediasi secara proaktif oleh institusi keagamaan, seperti program filantropi Masjid Raya KHI dan program pendidikan Rumah Pijar. Dalam konteks tersebut, institusi keagamaan memainkan peran sentral sebagai mediator dan produsen modal sosial yang paling efektif dalam menjaga stabilitas di tengah struktur yang secara fundamental tetap terpisah.

The development of gated communities in major Indonesian cities has created sharp spatial and social segregation between residents of modern housing complexes and the surrounding kampung communities. This study explores the dynamics of cross-boundary interactions within these segregated structures. Using a case study approach focused on interactions between three clusters in the Kota Harapan Indah residential area in Bekasi (Harmoni, Aralia, and Ifolia) and the neighboring kampung, the research seeks to answer two main questions: (1) How does socio-spatial and virtual segregation manifest between the two communities? and (2) How are social relations and mechanisms of cohesion formed amid this separation? This research employs a qualitative case study method. Data were collected through in-depth interviews, observation, and analysis of secondary documents. The findings reveal that segregation is multidimensional, manifesting in physical boundaries (walls and security gates), social distance (arising from differences in economic class and lifestyle), and virtual segregation (reflected in separate digital communication groups). However, the study finds that the notion of total social exclusion is not fully applicable. Instead, various forms of social bridging actively connect the two communities. These bridging mechanisms include: (a) pragmatic economic interdependence through employer-domestic worker relationships; (b) reactive crisis solidarity during flood events; and (c) structured cohesion proactively mediated by religious institutions, such as philanthropic programs by the KHI Grand Mosque and educational programs by Rumah Pijar. In this context, religious institutions play a central role as mediators and producers of social capital, effectively maintaining stability within an otherwise fundamentally divided structure.

Kata Kunci : Segregasi Sosial, Komunitas Berpagar, Jembatan Sosial, Kohesi Sosial, Sosiologi Perkotaan.

  1. S1-2025-481650-abstract.pdf  
  2. S1-2025-481650-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-481650-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-481650-title.pdf