Laporkan Masalah

Rumah Aman Untuk Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Khususnya Perempuan dan Anak-anak Dengan Pendekatan Healing Environment

Aufa Ardelia Khairunnisa, Kadek Indira Diah Kardina, S.T., M.T

2025 | Skripsi | ARSITEKTUR

Rumah Aman bagi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) menghadapi tantangan perancangan yang mencakup keamanan, lingkungan pemulihan yang optimal, serta keberlanjutan operasional. Ancaman eksternal menjadi perhatian utama, sehingga diperlukan strategi arsitektural yang mampu memberikan perlindungan tanpa menciptakan kesan ruang yang menekan. Selain itu, rumah aman harus mampu mendukung proses pemulihan fisik dan psikologis melalui lingkungan yang sehat dan nyaman. Untuk itu, perancangan ini menerapkan pendekatan Healing Environment, dengan strategi yang mengintegrasikan keamanan pasif, pencahayaan yang sesuai, serta ruang hijau dalam desain rumah aman. Salah satu langkah utama adalah penerapan “false entrance”, yaitu pintu masuk tipuan yang berfungsi sebagai pengalihan perhatian dari akses utama, meningkatkan perlindungan penghuni.

Selain aspek keamanan, keberlanjutan rumah aman menjadi fokus utama dengan menghadirkan area usaha produktif, seperti kantin, ruang pemberdayaan, serta toko kelontong, yang berfungsi sebagai sumber pendanaan mandiri serta sarana pemberdayaan penghuni. Area hunian dirancang dengan penghawaan alami pada ruang komunal, serta pencahayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan ruang, menciptakan suasana yang hangat dan mendukung kesejahteraan emosional. Hasil perancangan menunjukkan bahwa dengan integrasi keamanan pasif, pengelolaan sirkulasi, serta ruang hijau, rumah aman dapat memberikan rasa aman tanpa kehilangan kenyamanan. Kesimpulannya, penerapan Healing Environment dalam perancangan rumah aman dapat menciptakan lingkungan yang inklusif, berkelanjutan, serta mendukung pemulihan korban KDRT secara menyeluruh. 

Safe houses for domestic violence face design challenges that include safety, an enabling recovery environment, and operational sustainability. External threats are a major concern, requiring architectural strategies that provide protection without creating an oppressive sense of space. In addition, the safe house must be able to support the physical and psychological recovery process through a healthy and comfortable environment. For this reason, this design applies the Healing Environment approach, with strategies that integrate passive security, appropriate lighting, and green spaces in the design of safe houses. One of the main steps is the implementation of a “false entrance”, which serves as a distraction from the main access, increasing occupant protection.

In addition to the safety aspect, the sustainability of the safe house is the main focus by presenting productive business areas, such as canteens, empowerment rooms, and grocery stores, which function as a source of independent funding and a means of empowering residents. Residential areas are designed with natural ventilation in communal spaces, as well as lighting that is suited to the needs of the space, creating a warm atmosphere and supporting emotional well-being. The design results show that with the integration of passive security, circulation arrangements, and green spaces, safe houses can provide a sense of security without losing comfort. In conclusion, the application of Healing Environment in the design of safe houses can create an environment that is inclusive, sustainable, and supports the complete recovery of victims of domestic violence. 

Kata Kunci : Rumah Aman, Keamanan, Healing Environment, KDRT, Ruang Hijau

  1. S1-2025-479884-abstract.pdf  
  2. S1-2025-479884-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-479884-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-479884-title.pdf