Laporkan Masalah

Slang Acronym ‘Cegil’ in TikTok Content A Semiotic Analysis of Its Stereotypic Representation of Indonesian Generation Z Female

Khayra Aisya, Adam Wijoyo Sukarno, S.IP., M.A.

2025 | Skripsi | Ilmu Komunikasi

Preferensi bahasa remaja dan keterlibatan media sosial memungkinkan munculnya tren bahasa baru, termasuk kemunculan bahasa gaul dalam komunikasi digital. Di antara tren tersebut, akronim “cegil” (cewek gila) menjadi sangat populer di komunitas TikTok Indonesia. Awalnya diciptakan sebagai ekspresi yang trendi, istilah ini telah berkembang dan memiliki konotasi yang kompleks, sering kali dikaitkan dengan penggambaran stereotip perilaku perempuan. Potensi untuk memperkuat stereotip gender ini membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut yang dibahas dalam penelitian ini melalui pertanyaan penelitian: “Bagaimana akronim gaul ‘cegil’ dalam konten TikTok menjadi representasi stereotip perempuan generasi Z di Indonesia?” Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menyelidiki makna-makna halus, representasi simbolik, dan dasar-dasar budaya dalam sepuluh konten TikTok dari berbagai kreator melalui tiga level kode Fiske, yang diklasifikasikan sebagai level realitas, representasi, dan ideologi. Temuan-temuan menunjukkan bahwa “cegil” merupakan label sosial yang menstereotipkan perempuan Gen Z Indonesia sebagai sosok yang terlalu emosional, posesif, dan tidak stabil dalam menjalin hubungan. Analisis menunjukkan bagaimana konten, pada tingkat realitas dan representasi, secara jenaka menggambarkan keterikatan emosional yang kuat, membuatnya tampak dapat diterima dan diterima secara sosial. Secara ideologis, hal ini bertindak sebagai label yang reduktif, memperkuat dinamika kekuasaan gender dengan membingkai perempuan Gen Z dalam narasi ketidakstabilan, sehingga “memperbaiki” perbedaan, meskipun dibungkus dengan humor dan popularitas.

Teenager’s language preferences and social media engagement enabled new linguistic trends including the emergence of slang in digital communication. Among them, the acronym “cegil” (cewek gila or crazy girl) garnered significant traction in the Indonesian TikTok community. Initially coined as a trendy expression, it has evolved and carries complex connotations, often connected with stereotypical portrayals of female behaviors. This potential for reinforcing gender stereotypes warrants further examination which this research addresses through the research question: “How is the slang acronym ‘cegil’ in TikTok content a stereotypic representation of Indonesian generation Z females?” Employing a qualitative approach, the study investigates the subtle meanings, symbolic representations, and cultural underpinnings in ten TikTok content from varying creators through Fiske's three levels of codes, classified as reality, representational, and ideological levels. Findings reveal "cegil" as a social label stereotyping Indonesian Gen Z females as overly emotional, possessive, and unstable in relationships. Analysis shows how content, at reality and representational levels, humorously portrays intense emotional attachment, making it seem relatable and socially acceptable. Ideologically, it acts as a reductive label, reinforcing gendered power dynamics by framing Gen Z females within narratives of instability, thereby "fixing" differences, despite being wrapped in humor and popular trend aesthetics.

Kata Kunci : Generation Z, semiotics, slang acronym, stereotypic representation, TikTok

  1. S1-2025-477964-abstract.pdf  
  2. S1-2025-477964-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-477964-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-477964-title.pdf