Brokerage & Citizen Participation: Strategi Kota Kita meningkatkan partisipasi warga negara di Kota Solo
SULIS RAHMAWATI, Dr. RB. Abdul Gaffar Karim, S.I.P., M.A.
2025 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN
Partisipasi warga negara merupakan elemen kunci dalam praktik demokrasi, termasuk di lingkungan masyarakat urban. Dalam konteks ini, peran CSO (Civil Society Organization) seperti Kota Kita menjadi krusial sebagai broker yang menjembatani berbagai kepentingan untuk meningkatkan partisipasi warga negara. Penelitian ini mengeksplorasi strategi Kota Kita dalam meningkatkan partisipasi warga negara di Kota Solo. Temuan utama menunjukkan tiga mekanisme brokerage yang dijalankan untuk strategi tersebut, yaitu: (1) brokering power bases, melalui penguatan gerakan warga dan mobilisasi sumber daya serta pengetahuan; (2) brokering spaces, dengan menciptakan serta memperkuat ruang-ruang partisipatif yang inklusif dan mudah diakses; dan (3) brokering networks, melalui penguatan jejaring antara warga dan berbagai aktor lainnya. Ketiga strategi tersebut diidentifikasi dari analisis terhadap 20 proyek yang dijalankan oleh Kota Kita di Kota Solo pada periode 2017–2024. Selain itu, dari keduapuluh proyek tersebut, sebagian besar bentuk partisipasi warga masih berada pada level tokenism, dengan sebagian proyek telah mencapai level people power, mengacu pada ladder of participation dari Arnstein. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus.
Citizen participation is a key element in democratic practice, including within urban communities. In this context, the role of Civil Society Organization (CSO) such as Kota Kita becomes crucial as brokers that mediate between various interests to enhance citizen participation. This study explores the strategies employed by Kota Kita to increase citizen participation in the city of Solo. The main findings reveal three brokerage mechanisms implemented as part of this strategy: (1) brokering power bases, through the strengthening of citizen movements and the mobilization of resources and knowledge; (2) brokering spaces, by creating and reinforcing participatory spaces that are inclusive and accessible; and (3) brokering networks, by fostering networks between citizens and other relevant actors. These three strategies were identified through an analysis of 20 projects carried out by Kota Kita in Solo between 2017 and 2024. Furthermore, among these 20 projects, most forms of citizen participation remain at the level of tokenism, although some projects have reached the level of people power, as referred to in Arnstein’s ladder of participation. This study employs a qualitative approach with a case study design.
Kata Kunci : Brokerage, broker, partisipasi warga negara, CSO, pembangunan kota