Respons Petani terhadap Praktik Ekonomi Sirkular pada Program Lumbung Mataraman di Kalurahan Bendung Kapanewon Semin Kabupaten Gunungkidul
Saffanie Henidar Safitri, Alia Bihrajihant Raya, S.P., M.P., Ph.D.; Ratih Ineke Wati, S.P., M.Agr. Ph.D.
2025 | Skripsi | PENYULUHAN & KOMUNIKASI PERTANIAN
Ekonomi sirkular yang berlandaskan prinsip 5R (Reduction, Reuse, Recycle, Recovery, dan Remanufacture) merupakan salah satu strategi untuk menjawab tantangan keterbatasan sumber daya alam serta keterbatasan akses akan sarana dan produksi pertanian, khususnya di Lumbung Mataraman Bendung. Dikarenakan menjadi strategi, maka perlu analisis respons petani dan praktik penerapan ekonomi sirkular di Lumbung Mataraman Bendung terlebih dahulu, serta analisis pengaruh langsung dan tidak langsung antara persepsi petani mengenai manfaat Lumbung Mataraman, modal sosial, dan respons petani mengenai ekonomi sirkular terhadap praktik penerapan ekonomi sirkular di Lumbung Mataraman Bendung. Penelitian ini dilakukan menggunakan kuantitatif analisis deskriptif untuk menguji hipotesis dan menguji pengaruh antar variabel. Pengambilan data dilakukan melalui cluster random sampling kepada 72 petani dari 9 Kelompok Tani (KT) dan 9 Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kalurahan Bendung. Analisis diawali dengan uji proporsi, kemudian dilanjutkan dengan analisis second order SEM-PLS berdasarkan uji validitas konvergen, diskriminan, dan reliabilitas, dan diakhiri dengan uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh antar variabel berdasarkan nilai koefisien jalur. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas petani Lumbung Mataraman Bendung memiliki respons yang tinggi mengenai konsep ekonomi sirkular dalam hal afektif dan konatif. Praktik ekonomi sirkular yang paling sering dilakukan di Lumbung Mataraman Bendung yaitu reuse. Modal sosial berpengaruh langsung terhadap persepsi petani, persepsi petani dan modal sosial yang berpengaruh secara langsung terhadap respons petani, serta respons petani berpengaruh secara langsung terhadap praktik penerapan ekonomi sirkular di Lumbung Mataraman Bendung.
Circular economy based on the 5R principle (Reduction, Reuse, Recycle, Recovery, and Remanufacture) is one strategy to answer the challenges of limited natural resources and limited access to agricultural facilities and production, especially in Lumbung Mataraman Bendung. Because it is a strategy, it is necessary to analyze the response of farmers and the practice of implementing a circular economy in Lumbung Mataraman Bendung first, as well as an analysis of the direct and indirect influence between farmer perceptions regarding the benefits of Lumbung Mataraman, social capital, and farmer responses regarding the circular economy on the practice of implementing a circular economy in Lumbung Mataraman Bendung. This study was conducted using quantitative descriptive analysis to test the hypothesis and the influence between its variables. Data collection was carried out through cluster random sampling to 72 farmers from 9 Kelompok Tani (KT) and 9 Kelompok Wanita Tani (KWT) in Kalurahan Bendung. The analysis begins with a proportion test, then continues with a second order SEM-PLS analysis based on convergent validity, discriminant, and reliability tests, and ends with a hypothesis test to determine the influence between variables based on the path coefficient value. The results show that the majority of farmers in Lumbung Mataraman Bendung have a high response to the concept of a circular economy in terms of affective and conative. The most common circular economy practice in Lumbung Mataraman Bendung is reuse. Social capital has a direct effect on farmer perceptions, farmer perceptions and social capital directly affect farmer responses, and farmer responses directly affect the practice of implementing a circular economy in Lumbung Mataraman Bendung.
Kata Kunci : ekonomi sirkular, Lumbung Mataraman, persepsi petani, respons petani, praktik ekonomi sirkular