Laporkan Masalah

Relasi Kelembagaan Dalam Penanganan Terorisme antara TNI-Polri Pada Tingkat Kabupaten Studi Kasus: Di Wilayah Kabupaten Temanggung

Rayhan Adli Dzil Ikram, Dr. Nanang Indra Kurniawan, S.IP., MPA

2025 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN

Kajian ini menganalisis dari hubungan kelembagaan  TNI-Polri dalam penanggulangan Terorisme di wilayah Kabupaten Temanggung. Proses analisa dilakukan berkaitan dengan isomorphisme yang ada dalam kedua lembaga untuk mengupayakan hubungan yang lebih bersinergi termasuk dalam upaya penanggulangan terorisme. Dengan kondisi wilayah Kabupaten Temanggung yang tergolong rawan terhadap bahaya terorisme diperlukan upaya ekstra dari  lembaga TNI dan Polri. Namun, hubungan antar TNI dan Polri secara nasional kerap terjadi gesekan. Kedua lembaga tersebut telah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan sinergi termsuk dalam penanganan terorisme di daerah. Upaya-upaya tersebut dapat diamati menggunakan teori isomorphisme dalam konsep institusionalisme untuk dapat menggolongkan dan menganalisis efektifitasan dari upaya tersebut.

Dengan analisis menggunakan teori isomorphisme kelembagaan oleh DiMagio dapat menganalisis tekanan institusional yang mendorong proses Isomorphisme. Proses dimana sebuah organisasi mendapatkan tuntutan dikenal dengan isomorphisme, yaitu suatu proses yang mengakibatkan suatu unit dalam organization field menirukan tindakan unit lain sehingga unit tersebut berada dalam keadaan yang seragam. Dalam teori ini juga menjelaskan terdapat tiga tekanan institusional yang berpengaruh yakni tekanan koersif, tekanan normatif, dan tekanan mimetik. Jenis tekanan tersebut menjadi acuan untuk mengelompokkan upaya-upaya Kodim dan Polres dalam menjaga hubungan dan sinergi dalam penanggulangan terorisme.

Studi ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data diambil dari data primer dan data sekunder. Data primer didpatkan melalui proses wawancara. Wawancara dilakukan terhadap Kepala Intelijen Kodim 0706, Anggota Kodim 0706, Kepala Intelkam Polres Temanggung, Anggota Polres. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui berbagai karya tulis, peraturan, dan berita yang berkaitan. Melalui proses identifikasi menghasilkan beberapa temuan yang berkaitan dengan penelitian ini. Temuan dari penelitian ini berupa ditemukkannya upaya-upaya untuk menjaga sinergi dalam penanggulangan terorisme yang efektif dan juga yang tidak efektif. Selain itu penelitian ini juga menemukan hambatan dan dorongan dalam proses pelaksanaan upaya-upaya sinergi tersebut. 

This study analyzes the institutional relationship between the Indonesian National Armed Forces (TNI) and the Indonesian National Police (Polri) in counterterrorism in Temanggung Regency. The analysis examines the isomorphism within both institutions to foster a more synergistic relationship, including in counterterrorism efforts. Given Temanggung Regency's vulnerability to terrorism, extra efforts are required from both the TNI and Polri. However, the relationship between the TNI and Polri nationally often experiences friction. Both institutions have made various efforts to achieve synergy, including in handling terrorism in the region. These efforts can be observed using the theory of isomorphism within the concept of institutionalism to categorize and analyze their effectiveness.

Using DiMagio's theory of institutional isomorphism, we can analyze the institutional pressures driving the isomorphism process. The process by which an organization faces demands is known as isomorphism, which causes one unit within the organizational field to imitate the actions of another unit, resulting in a uniformity of behavior. This theory also explains three influential institutional pressures: coercive pressure, normative pressure, and mimetic pressure. Each of these pressures can serve as a reference for categorizing the efforts of the Kodim and Polres (District Police) in maintaining relationships and synergy in counterterrorism.

This study is a qualitative study using a case study approach. Data collection was conducted using primary and secondary data. Primary data was obtained through interviews. Interviews were conducted with the Chief of Intelligence Staff of Kodim 0706, members of Kodim 0706, the Head of Intelligence and Security of the Temanggung Police, and members of the Temanggung Police. Secondary data was obtained through various related papers, regulations, and news reports. The identification process yielded several findings relevant to this research. These findings include identifying effective and ineffective efforts to maintain synergy in counterterrorism. Furthermore, this study identified obstacles and incentives in the implementation of these synergy efforts.

Kata Kunci : Hubungan Kelembagaan, Penanganan, Terorisme, TNI, Polri

  1. S1-2025-477130-abstract.pdf  
  2. S1-2025-477130-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-477130-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-477130-title.pdf