Produksi bahan makanan pokok dan kebutuhan konsumsi penduduk di kecamatan Ngaglik (Sleman)
Mukty Ali Hs., Drs. R. Parmadi, Drs. Ign. Sugiman; Drs. Wuryanto Abdullah
1980 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGANAdapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi, pemasaran bahan makanan pokok dan konsumsi penduduk serta imbangannya dengan produksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sampling, penentuan wilayah sampel berdasarkan stratied area yaitu, daerah persawahan irigasi sepanjang tahun (wilayah sampel I), daerah parsawahan tadah hujan (wilayah sampel II) dan daerah tegalan (wilayah sampel III), Pengambilan responden sampel berdasarkan random dari kepala keluarga petani pemilik penggarap (mengumpulkan data karakteristik usaha tani), sedang untuk pengumpulan data konsumsi dida sarkan pada random kepala keluarga penduduk dari berbagai mata pencaharian, 1. Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder dan data perimer. Data yang dikumpulkan terdiri dari dua golongan besar yaitu: 1. Data tentang kerakteristik usaha tani tanaman bahan makanan pokok yang termasuk di dalamnya status pemilikan tanah, luas pemilikan tanah, penyebaran tanaman bahan makanan pokok, bentuk, metode dan rotasi penggunaan lahan pertanian, produksi dan pemasaran bahan makanan pokok. 2. Data tentang konsumsi bahan makanan pokok yaitu konsumsi rill dan kebutuhan konsumsi standard. Dalam tahun 1977 produksi, padi 117,454 kwintal, jagung 1.279 kwintal, ketela pohon 20.400 kwintal dan ketela rambat 37.260 kwintal. Dari tahun 1973 sampai dengan 1977 setiap tahun rata-rata kenaikan produksi padi, 0,04%, jagung 0,89%, ketela pohon 0,31% dan ketela rambat 0,53 %. Produktivitas padi di Unit wilayah I 34,14 kwintal/ha sedang di unit wilayah II hanya 27,58 kwintal/ha. Rata-rata produksivitas bahan makanan pokok lainnya tidak banyak perbedaan antara unit akan tetapi produktivitas yang rendah dari yang umum karena jagung di daerah ini umumnya tanaman tumpang sari. Di Unit wilayah III ketela pohon dan ketela rambat terserang hama sehingga produksitivitasnya lebih rendah dari yang umum. Produksi padi dan jagung yang dijual lebih banyak di unit wilayah II daripada unit lainnya. Akan tetapi produksi ketela pohon dan ketela rambat yang dijual lebih banyak di unit wilayah III daripada unit lainnya Sebagian besar (82,86%) petani di unit wilayah I tidak membeli beras, sebaliknya di unit wilayah II dan III sebagian besar petani masing-masing 88,86% dan 90% yang membeli beras. Sedangkan bahan makanan pokok jagung, ketela pohon dan ketela rambat umumnya tidak dibeli oleh petani baik di unit wilayah I, II maupun wilayah III. Rata-rata konsumsi rill bahan makanan pokok per kapita di unit wilayah I yaitu 1393 gram kalori/hari di unit wilayah II 1430 gram kalori/hari dan unit wilayah III sama dengan di unit wilayah I. Untuk seluruh daerah rata-rata konsumsi riel per kapita adalah 1405 gram kalori/hari, kalau ini dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi standard (2100 gram kalori/orang/hari) maka setiap orang masih kurang mengkonsumsi bahan makanan pokok sebesar 695 gram kalori/hari atau 191 gram beras/hari. Persedian produksi bahan makanan pokok (dalam 1 tahun) dibandingkan dengan konsumsi riel maka persediaan produksi bahan makanan pokok masih berlebih 2611,375 ton/tahun. Akan tetapi bila persediaan produksi bahan makanan pokok dibandingkan dengan kebutuhan standard maka produksi masih kurang 200,505 ton beras /tahun.
-
Kata Kunci : Kebutuhan Konsumsi penduduk, Produksi bahan makanan pokok,Ngaglik,Sleman,DIY