Kewirausahaan perusahaan daerah :: Studi pada BKK Pekalongan Selatan dan PD. BKK Pekalongan Utara
MULYANI, Sri, Prof.Dr. Agus Dwiyanto
2004 | Tesis | Magister Administrasi PublikBKK (Badan Kredit Kecamatan) merupakan salah satu dari perusahaan milik Daerah yang berfungsi sebagai sumber pendapatan bagi Daerah. Namun pada kenyataannya kontribusi perusahaan daerah pada APBD masih relatif kecil. Di Kota Pekalongan terdapat 4 buah Badan Kredit Kecamatan (BKK) sesuai dengan jumlah kecamatan yang ada. BKK Pekalongan Selatan dan BKK Pekalongan Utara didirikan pada tahun 1990 dengan kondisi modal serta tenaga kerja yang sama, namun dalam perkembangannya kedua BKK tersebut mengalami perbedaan yang menyolok. Perkembangan tersebut berkaitan dengan penerapan kewirausahaan serta kepemimpinan dan budaya organisasi yang mempengaruhi pelaksanaannya. Titik pangkal kewirausahaan ada pada cara pimpinan dalam menggerakkan bawahannya. Sikap dan perilaku yang diterapkan oleh pimpinan akan menjadi landasan bagi bawahan hingga membudaya pada organisasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan penerapan kewirausahaan pada BKK Pekalongan Selatan dan BKK Pekalongan Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diolah dari hasil pengamatan dan wawancara dengan karyawan BKK Pekalongan Selatan dan BKK Pekalongan Utara serta beberapa orang nasabah BKK tersebut. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen yang ada pada kedua BKK tersebut. Kewirausahaan merupakan kemampuan berpikir kreatif dalam meraih kesuksesan. Kemampuan ini dapat ada pada siapa saja, namun pada umumnya pemegang kendalinya adalah pimpinan. Kepemimpinan yang mampu mengefektifkan nilai-nilai yang ada menjadi budaya organisasi, termasuk di dalamnya nilai-nilai yang terkandung dalam kewirausahaan. Hasil penelitian menunjukkan penerapan kewirausahaan yang baik ada pada BKK Pekalongan Utara yang dipengaruhi oleh kepemimpinan yang melibatkan bawahan dalam permasalahan yang ada serta adanya kesepakatan kerja berkaitan dengan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas. Sedangkan BKK Pekalongan Selatan belum menerapkan nilai kewirausahaan dengan baik karena sikap apatis dari pimpinan terhadap kondisi yang ada berkaitan dengan nasabah serta kurang terbukanya pimpinan terhadap permasalahan yang ada seperti sistem penggajian dan imbalan. Sikap tersebut berpengaruh dalam perilaku karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk dapat mengembangkan lembaganya, perbaikan sikap perlu dilakukan oleh BKK Pekalongan Selatan. Bahkan melihat kinerja BKK Pekalongan Selatan selama ini demi kemajuan perusahaan daerah dimungkinkan untuk penggantian pimpinan serta mutasi karyawan BKK. Bagi BKK Pekalongan Utara yang sudah berkembang dengan baik perlu juga meningkatkan partisipasi karyawan/bawahan dalam setiap permasalahan yang ada agar keterlibatan karyawan atas permasalahan yang dihadapi lembaga lebih besar lagi.
BKK (Subdistrict Credit Body) represents one of the Region Company that has function as source of income to the Region. But, in reality, contribution of the company to APBD was relative small. In accordance with amount of an existing district, there are 4 Subdistrict Credit Body (BKK) in Pekalongan City. BKK of South Pekalongan and BKK of North Pekalongan were built at 1990 with similar capit al and labour condition, but at their development both of these BKK have obvious difference. The development was related to the entrepreneurship application, leadership and also organizational culture that influence its implementation. The entrepreneurship base was on the way of leader to activate his/her subordinate. Attitude and behavior applied by the leader would become foundation to subordinate until cultured at the organization. This research has purposed to identify and describe the entrepreneurship at BKK of South Pekalongan and BKK of North Pekalongan. The Method used in this research was descriptive method with qualitative approach. Data used was in the form of primary and secondary. The primary data was processed from observation and interview result with BKK employees of South Pekalongan and BKK of North Pekalongan and some customer of BKK. While the secondary data was obtained from documents that available at both BKK. The entrepreneurship was ability of creative thinking to reach their success. This capability may found at whosoever, but in general the reins controller was the leader. The leadership that has capability to effective the existing values becomes organizational culture, including the values that implied in entrepreneurship. The result indicate that good entrepreneurship application was at BKK of North Pekalongan which influenced by leadership entangling the subordinate in the existing problems and the existence of work agreement relate to responsibility on implementation of duty. While BKK of South Pekalongan was not applied the value of good entrepreneurship due to the apathetic attitude of the leader to existing condition which to customer and the less opening of the leader to the existing problems like payment and reward system. The attitude has an effect at the employee’s behavior to carry out their duty. Developing their organization, the attitude improvement must be conducted by BKK of South Pekalongan. Even observing the performance of BKK of South Pekalongan during the present time for the shake of area company progress was possible for replacement of the leader and employees mutation of BKK. For BKK of North Pekalongan which has well developed was need also to improve the employee’s participation/subordinate on each existing problems so the employee’s involvement to the encounter problems become increased.
Kata Kunci : Perusahaan Daerah,Badan Kredit Kecamatan,Kewirausahaan