Analisis Prosedur Penerjemahan Lisan Tablig Akbar ‘Abdur-Razzaq al-Badr “Sebab-Sebab Keselamatan di Hari Kiamat”
Jeva Laventa Deva, Dra. Uswatun Hasanah, M.A.
2025 | Skripsi | SASTRA ARAB
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prosedur penerjemahan lisan yang dimanfaatkan dalam tablig akbar berbahasa Arab oleh ‘Abdur-Razzaq al-Badr yang bertema “Sebab-Sebab Keselamatan di Hari Kiamat” dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Firanda Andirja. Penelitian ini menggunakan teori prosedur penerjemahan Newmark (1988) serta metode kualitatif deskriptif. Data yang dianalisis berupa jumlah mufidah (kalimat lengkap dan bermakna sempurna) dari sembilan segmen tablig akbar berdurasi 1 jam 48 menit 35 detik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerjemahan dilakukan dengan satu hingga enam prosedur dalam satu data, dengan kombinasi tiga prosedur menjadi yang paling dominan (32,14%). Dari sisi jenis prosedur, ditemukan 17 (tujuh belas) prosedur yang dimanfaatkan, dengan frekuensi tertinggi pada ekspansi (19,5%), reduksi (18,9%), dan modulasi (16,9%). Ketiga prosedur ini mencerminkan kebutuhan penerjemah untuk menyesuaikan makna secara aktif agar pesan tetap komunikatif dalam konteks ceramah lisan. Sebaliknya, prosedur seperti kuadruplet (0,2%), kompensasi (0,45%), dan pemberian catatan (0,9%) cenderung jarang digunakan karena konteks dakwah tidak menuntut eksplisitasi atau penyesuaian struktural yang kompleks.
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa penerjemahan lisan keagamaan membutuhkan prosedur yang bervariasi dan fleksibel, bergantung pada isi pesan, kondisi komunikasi langsung, serta kebutuhan untuk menjaga kejelasan dan keberterimaan makna bagi audiens. Hasil ini diharapkan dapat memperluas kajian dalam bidang penerjemahan lisan, khususnya dalam konteks dakwah Islam berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.
This study aims to analyze the translation procedures used in the oral interpretation of an Arabic-language tablig akbar delivered by ‘Abdur-Razzaq al-Badr, titled “Sebab-Sebab Keselamatan di Hari Kiamat”, which was interpreted into Indonesian by Firanda Andirja. The study applies Newmark’s (1988) theory of translation procedures and adopts a descriptive qualitative method. The data analyzed consist of jumlah mufidah (complete and meaningful sentences) taken from nine segments of the tablig akbar, with a total duration of 1 hour, 48 minutes, and 35 seconds.
The findings reveal that the interpretation involved the use of one to six procedures within a single unit of data, with combinations of three procedures being the most dominant (32.14%). A total of seventeen translation procedures were identified. The most frequently used were expansion (19.5%), reduction (18.9%), and modulation (16.9%), reflecting the interpreter’s active efforts to maintain communicative clarity in a spoken religious context. In contrast, procedures such as quadruplet (0.2%); compensation (0.45%); and notes, additions, and glosses (0.9%) were rarely applied, as the nature of Islamic preaching typically requires less elaboration or structural adjustment.
Overall, the study highlights the need for varied and adaptive procedures in oral religious translation, depending on the message content, spoken discourse features, and audience comprehension. This study contributes to the field of oral interpretation, particularly in Arabic-Indonesian Islamic contexts.
Kata Kunci : penerjemahan lisan, prosedur penerjemahan, tablig akbar, ‘Abdur-Razzaq al-Badr, Firanda Andirja.