i PERSEPSI PERAN PEMUDA DALAM PENGELOLAAN WISATA DI DESA WISATA MEKARBUANA, KABUPATEN KARAWANG, JAWA BARAT
Asti Azhari, Runavia Mulyasari, S.Ant, M.A.
2025 | Skripsi | PARIWISATA
Kabupaten Karawang tidak hanya dikenal sebagai kawasan industri, tetapi juga memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata berbasis komunitas, salah satunya melalui Desa Wisata Mekarbuana. Namun, peran pemuda dalam pengelolaan wisata di desa ini masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi para pengelola wisata terhadap peran pemuda dalam pengelolaan Desa Wisata Mekarbuana, serta mengidentifikasi kendala-kendala yang membatasi partisipasi strategis generasi muda. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan studi kasus, melalui teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pengelola masih menempatkan pemuda sebagai pelaksana teknis semata, bukan sebagai mitra strategis. Peran pemuda dinilai terbatas dalam empat aspek: fasilitatif, edukatif, representatif, dan teknis. Rendahnya kapasitas, minimnya pelatihan, dominasi aktor senior, dan tidak adanya pembagian peran yang jelas menjadi faktor penghambat utama. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemberdayaan yang mampu membuka ruang partisipasi pemuda secara lebih inklusif, termasuk pelatihan, mentoring antargenerasi, serta pelibatan aktif dalam pengambilan keputusan. Dengan mengubah persepsi dan struktur partisipasi yang ada, pemuda berpotensi menjadi aktor kunci dalam pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Karawang Regency is not only recognized as an industrial region but also holds great potential for community-based tourism development, particularly through the Mekarbuana Tourism Village. However, the involvement of youth in managing tourism remains limited. This study aims to explore the perceptions of tourism managers regarding the roles of youth in the management of the tourism village, and to identify the barriers that hinder their strategic participation. A qualitative case study approach was applied, using data collection techniques such as observation, in-depth interviews, and documentation. The findings reveal that tourism managers tend to perceive youth merely as technical executors rather than strategic partners. Youth roles are still limited in four key areas: facilitative, educative, representative, and technical. Major obstacles include low capacity, limited training, the dominance of senior actors, and the absence of clear role distribution. Therefore, a youth empowerment strategy is needed to create more inclusive participation, including capacity-building, intergenerational mentoring, and active involvement in decision-making processes. By transforming perceptions and structural opportunities, youth have the potential to become key actors in achieving sustainable and adaptive tourism village management.
Kata Kunci : persepsi, peran pemuda, pengelolaan wisata, Desa Wisata Mekarbuana, partisipasi strategis.