Hubungan Konsumsi Produk Susu dan Olahannya dengan Tebal Lipatan Kulit Sentral (Subskapula dan Suprailiaka) pada Mahasiswi di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada
Michelle Alicia Bianca Adriyanto, Janatin Hastuti, S.Si., M.Kes., Ph.D ; Dian Caturini Sulistyoningrum, B.Sc, M.Sc, Ph.D
2025 | Skripsi | GIZI KESEHATAN
Latar Belakang: Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi susu dan olahannya sebagai sumber zat gizi penting. Meningkatnya tren konsumsi produk susu di kalangan mahasiswa, seiring popularitas kafe dengan menu berbahan dasar susu, mendorong perhatian terhadap pola konsumsi ini. Produk susu berkontribusi terhadap asupan energi dan lemak yang dapat memengaruhi distribusi lemak tubuh. Pengukuran tebal lipatan kulit digunakan sebagai indikator lemak subkutan untuk menentukan status gizi dan komposisi tubuh.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara konsumsi produk susu dan olahannya dengan tebal lipatan kulit sentral (subskapula dan suprailiaka).
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan simple random sampling. Jumlah sampel sebesar 100 mahasiswi FK-KMK UGM. Konsumsi produk susu dan olahannya diukur menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) dan tebal lipatan kulit sentral diukur menggunakan caliper dengan ketelitian 0,2 mm. Uji statistik yang digunakan adalah uji rank Spearman dan Kendall’s Tau.
Hasil: Hasil konsumsi produk susu dan olahannya menunjukkan 74% mahasiswi tergolong ke dalam frekuensi sering dengan rata-rata total asupan harian yaitu 144 gram, 200 kkal energi, dan 10,8 gram lemak. Hasil tebal lipatan kulit subskapula yaitu 58% mahasiswi tergolong normal, sedangkan 42% tergolong obesitas. Pada lipatan kulit suprailiaka, 91% tergolong normal, sedangkan 9% tergolong obesitas. Pada tebal lipatan kulit sentral 81% tergolong normal, sedangkan 19% tergolong obesitas. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan (p-value>0,05) antara konsumsi produk susu dan olahannya dengan tebal lipatan kulit sentral.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan signifikan antara konsumsi produk susu dan olahannya dengan tebal lipatan kulit sentral pada mahasiwi di FK-KMK UGM.
Background: Indonesia has great potential in dairy production as an important source of nutrients. The increasing trend of dairy product consumption among university students, along with the popularity of cafés serving milk-based menus, has drawn attention to consumption patterns. Dairy products contribute to energy and fat intake, which may affect body fat distribution. Skinfold thickness measurement is used as an indicator of subcutaneous fat to determine nutritional status and body composition.
Objective: To determine the association between dairy product consumption and central skinfold thickness (subscapular and suprailiac).
Methods: This study used a cross-sectional design with simple random sampling. The sample consisted of 100 female students of FK-KMK UGM. Dairy product consumption was assessed using a Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), and central skinfold thickness was measured using a caliper with 0.2 mm accuracy. Spearman rank and Kendall’s Tau tests were used for statistical analysis.
Results: The results showed that 74% of the participants were in the frequent consumption category, with an average daily intake of 144 grams, 200 kcal of energy, and 10.8 grams of fat. Subscapular skinfold thickness was normal in 58% of participants and categorized as obese in 42%. For suprailiac skinfold thickness, 91% were normal and 9% obese. For central skinfold thickness, 81% were normal and 19% obese. Bivariate analysis showed no significant association (p-value > 0.05) between dairy product consumption and central skinfold thickness.
Conclusion: There was no significant association between dairy product consumption and central skinfold thickness among female students of FK-KMK UGM.
Kata Kunci : Konsumsi susu, tebal lipatan kulit sentral, tebal lipatan kulit subskapula, tebal lipatan kulit suprailiaka