APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BERTIPE KOHONEN DALAM PENGELOMPOKAN NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN UNTUK MENGETAHUI PEMETAAN PASAR REGIONAL DAN POSISI STRATEGIS INDONESIA DI KAWASAN ASEAN
Yudha Nugraha, Ir. Andi Sudiarso, S.T., M.T., M.Sc.,Ph.D., IPM. ASEAN. Eng
2010 | Skripsi | S1 TEKNIK INDUSTRIASEAN merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang layak diperhitungkan di kawasan Asia. Dengan berkembangnya perekonomian dan perdagangan dunia, sudah seharusnya ASEAN juga mengembangkan kebijakannya dengan cara membentuk pasar dan unit produksi tunggal, sehingga ASEAN lebih siap dalam menghadapi jaringan perdagangan global. Indonesia dalam kedudukannya sebagai negara anggota ASEAN perlu melakukan strategic planning (perencanaan strategis) untuk menghadapi terbentuknya pasar dan unit produksi tunggal tersebut. Strategi yang dilakukan sangat ditentukan oleh kedudukan Indonesia dibandingkan negara-negara lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pemetaan pasar regional dan posisi strategis Indonesia di kawasan ASEAN. Tahap awal yang perlu dilakukan adalah environmental scanning (pengamatan lingkungan) dengan cara mengidentifikasi pemetaan negara melalui clustering analysis (analisis pengelompokan). Metode yang digunakan dalam pengelompokan tersebut adalah jaringan syaraf tiruan bertipe Kohonen. Metode ini dipakai karena dapat mengelompokkan negara-negara anggota ASEAN menjadi beberapa kelompok yang memiliki kemiripan karakteristik. Variabel yang digunakan mencakup empat faktor makro ekonomi, yaitu budget deficit per GDP ratio (rasio defisit anggaran per GDP), interest rates (suku bunga bank), exchange rates (nilai tukar mata uang), dan inflation rates (laju inflasi). Empat faktor ini dipilih karena telah digunakan oleh Uni Eropa untuk menentukan keikutsertaan negara-negara Eropa dalam Uni Eropa berdasarkan Maastricht Treaty Criterion. Berdasarkan hasil pengelompokan, negara-negara anggota ASEAN terbagi menjadi empat kelompok, yaitu Brunei Darussalam dan Singapura pada kelompok pertama; Malaysia, Filipina, dan Thailand pada kelompok kedua; Indonesia, Kamboja, dan Vietnam pada kelompok ketiga; Laos dan Myanmar sebagai negara anggota baru ASEAN pada kelompok terakhir. Hasil pengelompokan tersebut dapat menggambarkan pemetaan pasar regional di kawasan ASEAN dan tingkat stabilitas ekonomi tiap negara anggota ASEAN. Bagi Indonesia yang berada pada posisi menengah, dapat menjadi acuan dalam mencari sumber investasi, menentukan strategi dalam pemasaran produk, dan menentukan kebijakan dalam perdagangan global. Selain itu, jika dilakukan perbandingan antara metode yang digunakan dalam penelitian ini (jaringan syaraf tiruan bertipe Kohonen) dengan metode pengelompokan lain yang terdapat dalam jurnal referensi (fuzzy clustering c-means), maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode fuzzy clustering c-means lebih sensitif dalam hal menentukan tingkat/derajat keanggotaan suatu negara daripada jaringan syaraf tiruan bertipe Kohonen.
Kata Kunci : ASEAN, makro ekonomi, clustering analysis (analisis pengelompokan), jaringan syaraf tiruan, Kohonen