Laporkan Masalah

Pengaruh Frekuensi Konsumsi Sports Food dan Suplemen Terhadap Kekuatan Otot Tungkai Pada Anggota Komunitas Lari di Yogyakarta

Adinda Ghina Kharida, Dr. Mirza Hapsari STP, S.Gz, M.P.H., RD; Dr. rer. nat. dr. BJ Istiti Kandarina; Dra. Neni Trilusiana Rahmawati, M.Kes., Ph.D,

2025 | Skripsi | GIZI KESEHATAN

Latar belakang : Olahraga lari semakin populer di kalangan masyarakat yang menyebabkan komunitas lari semakin berkembang, termasuk di Yogyakarta. Dalam upaya meningkatkan performa fisik, terutama kekuatan otot tungkai, banyak pelari mengonsumsi sports food dan suplemen, namun data mengenai hubungan antara frekuensi konsumsi keduanya terhadap kekuatan otot tungkai masih terbatas. 

Tujuan : Menganalisis hubungan frekuensi konsumsi sports food dan suplemen terhadap kekuatan otot tungkai pada anggota komunitas lari di Yogyakarta.

Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang melibatkan 107 anggota komunitas lari dengan rentang usia 18 - 41 tahun di Yogyakarta. Subjek penelitian terdiri dari 79 laki-laki dan 28 perempuan. Data frekuensi konsumsi sports food dan suplemen akan diambil menggunakan kuesioner dan kekuatan otot tungkai akan diambil menggunakan metode wall–sit squat test. Hubungan antar variabel dianalisis menggunakan uji Chi-square

Hasil : Sebanyak 34,6% subjek penelitian mengonsumsi sports food dengan kategori sedang (12 - 48x/3 bulan), sebanyak 25,2% subjek penelitian mengonsumsi suplemen dengan kategori rendah (<12x xss=removed>sports food (p = 0,128). 

Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi konsumsi suplemen terhadap kekuatan otot tungkai pada anggota komunitas lari di Yogyakarta, namun tidak terdapat hubungan signifikan dengan frekuensi konsumsi sports food.

Background : Running has become increasingly popular among the public, with numerous running communities emerging, including in Yogyakarta. To enhance physical performance, especially lower limb muscle strength, many runners consume sports food and supplements, however, data on the relationship between the frequency of consumption and leg muscle strength is limited. 

Objective : Analyze the relationship between the frequency of sports food and supplement consumption and lower limb muscle strength in members of running communities in Yogyakarta.

Method : This cross-sectional study involved 107 respondents from running communities aged 18 - 41 years in Yogyakarta. The subjects consisted of 79 men and 28 women. Consumption frequency data were collected using a questionnaire and lower limb muscle strength data were collected using the wall-sit squat test method. Chi-square analysis was used to assess the associations between the variables.

Results : 34,6% of the research subjects consumed sports food in the moderate category (12 - 48x/3 months), 25,2% consumed supplements in the low category (<12x xss=removed xss=removed>

Conclusion : There is a significant relationship between supplement consumption frequency and lower limb muscle strength, but no significant relationship was found with sports food consumption frequency. 

Kata Kunci : Olahraga lari, komunitas lari, sports food, suplemen, kekuatan otot tungkai

  1. S1-2025-482003-abstract.pdf  
  2. S1-2025-482003-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-482003-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-482003-title.pdf