Laporkan Masalah

Hubungan Asupan Protein dan Magnesium dengan Kekuatan Otot Tungkai pada Komunitas Lari di Yogyakarta

Azwaliza Hafiyah, Dr. Mirza Hapsari Sakti T.P., S.Gz., Dietisien, MPH.; Dr. dr. Rahmaningsih Mara Sabirin, M.Sc.

2025 | Skripsi | GIZI KESEHATAN

Latar Belakang: Lari merupakan olahraga yang digemari masyarakat dan terus berkembang di berbagai kota Indonesia, salah satunya Yogyakarta. Tingkat pemenuhan protein dan magnesium yang adekuat serta kekuatan otot tungkai pada komunitas lari memiliki peran penting dalam mendukung performa lari yang optimal. 

Tujuan: Mengkaji hubungan antara asupan protein dan magnesium dengan kekuatan otot tungkai pada komunitas lari di Yogyakarta.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan jumlah subjek sebanyak 77 pria dan 30 wanita yang berusia 18-41 tahun dengan dipilih secara purposive sampling. Penelitian dilakukan pada 10 komunitas lari di Yogyakarta. Pemenuhan protein dan magnesium diperoleh melalui wawancara penggalian asupan makanan menggunakan kuesioner semi quantitative food frequency. Kekuatan otot tungkai didapatkan dari hasil pengukuran wall sit squat test. Uji statistik yang digunakan yaitu uji korelasi Spearman Rank.

Hasil Penelitian: Hasil analisis Spearman Rank menunjukkan bahwa hubungan antara asupan protein dengan kekuatan otot tungkai pada komunitas lari di Yogyakarta memiliki nilai  p<0 xss=removed xss=removed>0,05 (p= 0,154, r= 0,139).

Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara asupan protein dengan kekuatan otot tungkai pada komunitas lari di Yogyakarta. Tidak terdapat hubungan signifikan antara asupan magnesium dan kekuatan otot tungkai pada komunitas lari di Yogyakarta.

Background: Running is a popular sport and continues to grow in various Indonesian cities, one of which is Yogyakarta. Adequate levels of protein and magnesium fulfillment and leg muscle strength in the running community have an important role in supporting optimal running performance. 

Objective: To examine the relationship between protein and magnesium intake with leg muscle strength in the running community in Yogyakarta.

Methods: This study is a cross sectional study with a total of 77 male and 30 female subjects aged 18-41 years selected by purposive sampling. The study was conducted in 10 running communities in Yogyakarta. Fulfillment of protein and magnesium was obtained through interviews exploring food intake using a semi-quantitative food frequency questionnaire. Leg muscle strength was obtained from the measurement of wall sit squat test. The statistical test used was the Spearman Rank correlation test.

Results: The results of the Spearman Rank analysis showed that the relationship between protein intake and leg muscle strength in the running community in Yogyakarta had a p<0 xss=removed xss=removed>0,05 (p= 0,154, r= 0,139).

Conclusion: There is a significant relationship between protein intake and leg muscle strength in the running community in Yogyakarta. There is no significant relationship between magnesium intake and leg muscle strength in the running community in Yogyakarta.

Kata Kunci : Asupan Magnesium, Asupan Protein, Kekuatan Otot Tungkai, Komunitas Lari

  1. S1-2025-478008-abstract.pdf  
  2. S1-2025-478008-bibliography.pdf  
  3. S1-2025-478008-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2025-478008-title.pdf