Menilik Pengalaman Perempuan dalam Tradisi Makkatte’ : Studi Kasus pada Perempuan yang Merantau Keluar dari Komunitas Bugis di Sulawesi Selatan
Al Firqa Ramadhany, MILDA LONGGEITA BR. PINEM, S. SOS., M. A., Ph. D.
2025 | Skripsi | ILMU SOSIATRI
Skripsi ini mengkaji praktik tradisi Makkatte, yaitu sunat perempuan yang dilakukan dalam konteks Suku Bugis di Provinsi Sulawesi Selatan. Praktik ini tidak hanya mencerminkan kontrol sosial terhadap perempuan, tetapi juga berimplikasi pada berbagai bentuk ketidaksetaraan gender yang lebih luas. Tradisi ini sering kali menjadi sumber polemik, terutama bagi perempuan dan anak perempuan yang hak-haknya terancam atas nama tradisi dan agama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, melibatkan wawancara mendalam dengan tujuh informan, termasuk perempuan Bugis penerima tradisi yang pernah atau sedang merantau, orang tua, dan pelaku tradisi atau dukun. Tujuan penelitian adalah untuk menggali pengalaman perempuan dan menganalisis perubahan pandangan setelah merantau, dengan mengaitkannya pada teori agensi Naila Kabeer. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pandangan signifikan; meskipun beberapa informan mengungkapkan kekhawatiran terhadap dampak kesehatan, mayoritas memilih melanjutkan tradisi Makkatte’ dengan syarat tidak ada pelukaan fisik. Penelitian ini menekankan pentingnya penalaran kritis dalam menciptakan lingkungan aman bagi perempuan dan berkontribusi pada pemahaman dampak tradisi Makkatte’ dalam konteks sosial dan budaya yang lebih luas.
This thesis examines the practice of Makkatte, which refers to female circumcision conducted within the context of the Bugis ethnic group in South Sulawesi Province. This practice not only reflects social control over women but also has implications for various forms of broader gender inequality. The tradition often becomes a source of controversy, particularly for women and girls whose rights are threatened in the name of tradition and religion. This research employs a qualitative method with a case study approach, involving in-depth interviews with seven informants, including Bugis women who have undergone the tradition and have either migrated or are currently living away from their community, as well as parents and practitioners or traditional healers (dukun). The aim of the study is to explore women's experiences and analyze changes in perspectives after migration, linking these insights to Naila Kabeer's agency theory. The findings reveal significant differences in viewpoints; while some informants express concerns about health impacts, the majority choose to continue the Makkatte tradition on the condition that it does not involve physical harm. This research emphasizes the importance of critical reasoning in creating a safe environment for women and contributes to a deeper understanding of the impact of the Makkatte tradition within a broader social and cultural context.
Kata Kunci : Makkatte’, Agensi, Sunat Perempuan, Kontrol Sosial, Ketidaksetaraan Gender/ Makkatte’, Agency, Female Circumcision, Social Control, Gender Inequality