Politik Imajiner Masyarakat Sipil dan Lembaga Non-Struktural : Wacana dan Pengetahuan hegemonik dalam Diskursus Desentralisasi
TEDDY APRILIANTO THOMAS, Tapiheru Joash Elisha Stephen, S.I.P., M.A., Ph.D.
2025 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN
Penelitian ini menganalisis desentralisasi di Indonesia sebagai ruang
representasi imajiner yang menopang diskursus hegemonik demokratisasi
pasca-1998. Dengan menggunakan pendekatan wacana Laclau dan Mouffe, penelitian
ini mengungkap bagaimana desentralisasi menjadi penanda kosong yang menyatukan
berbagai tuntutan sosial melalui artikulasi simbolis. Namun, dislokasi yang
muncul dari implementasi desentralisasi, seperti korupsi dan oligarki lokal,
menunjukkan celah antara imajiner dan realitas, yang direduksi melalui narasi
fantasi kolektif. Masyarakat sipil memainkan peran strategis dalam
mempertahankan legitimasi ideologis desentralisasi dengan membangun wacana yang
menormalisasi disfungsi sebagai "biaya transisi demokrasi." Dengan
mengadopsi catachresis "jaringan neuron," penelitian ini
menginterpretasikan desentralisasi sebagai sistem interkonektivitas dinamis,
yang menggambarkan peran lembaga non-struktural dan masyarakat sipil sebagai
aktor kolektif non-hierarkis. Hasilnya menunjukkan bahwa desentralisasi bukan
sekadar mekanisme teknokratis, tetapi juga proyek ideologis yang melibatkan
kontestasi simbolik dalam demokrasi lokal yang terus berkembang.
This study analyzes
decentralization in Indonesia as an imaginary space of representation that
sustains the hegemonic discourse of democratization post-1998. Using Laclau and
Mouffe's discourse approach, the study reveals how decentralization functions as
an empty signifier, uniting various social demands through symbolic
articulation. However, the dislocations arising from the implementation of
decentralization, such as corruption and local oligarchies, expose gaps between
the imaginary and reality, which are mitigated through collective fantasy
narratives. Civil society plays a strategic role in maintaining the ideological
legitimacy of decentralization by constructing discourses that normalize
dysfunctions as the "costs of democratic transition." By adopting the
catachresis of the "neural network," this study interprets
decentralization as a dynamic system of interconnectivity, highlighting the
roles of non-structural institutions and civil society as non-hierarchical
collective actors. The findings indicate that decentralization is not merely a
technocratic mechanism but also an ideological project involving symbolic
contestation in an evolving local democracy.
Kata Kunci : Desentralisasi, Fantasi Imajiner, Ideologi, Dislokasi, Masyarakat Sipil