IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN STRUKTUR HISTOLOGI LIDAH ULAR BAJING (Gonyosoma oxycephalum) MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM) DAN PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN
Maria Divavenus Wintyadhi, Prof. drh. Dwi Liliek Kusindarta, M.P., Ph.D.
2025 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWAN
Ular bajing atau red tailed ratsnake (Gonyosoma oxycephalum) merupakan ular tidak berbisa, memiliki tubuh hijau, dan lidah biru. Spesies ini termasuk ke dalam ordo Squamata, famili Colubridae, dan genus Gonyosoma, serta berperan sebagai predator bagi mamalia kecil, kadal, katak, ikan, dan serangga. Lidahnya bercabang berfungsi sebagai organ kemosensorik melalui perilaku tongue flicking. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi lidah ular bajing menggunakan scanning electron microscope (SEM) dan struktur histologinya dengan pewarnaan hematoksilin eosin (HE). Empat ekor ular bajing dewasa diidentifikasi spesiesnya di Laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dan dikorbankan sesuai prosedur yang telah disetujui Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Hewan (No. 137/EC-FKH/int./2024). Tiga sampel difiksasi dalam larutan fiksatif SEM, sedangkan sampel lainnya disimpan dalam paraformaldehid 4%. Tiga sampel dianalisis menggunakan SEM dan sampel lainnya diproses menjadi blok parafin, dipotong dengan ketebalan 8 ?m dan diwarnai dengan HE. Hasil pewarnaan diamati di bawah mikroskop cahaya dan difoto menggunakan OptiLab Viewer. Hasil pengamatan SEM tidak ditemukan papila dan taste bud, namun ditemukan microfacet, micropore, dan microridge pada permukaan dorsal. Pengamatan histologi menunjukkan lidah tersusun atas tunika mukosa dan tunika muskularis. Tunika mukosa tersusun atas lamina epitelialis mukosa dan lamina propria mukosa. Melanin banyak ditemukan pada lamina propria mukosa. Berdasarkan morfologi dan histologinya, lidah ular bajing tidak berperan dalam sistem gustatori maupun deglutisi makanan, melainkan berperan sebagai organ sensori melalui organ vomeronasal.
The red-tailed ratsnake (Gonyosoma oxycephalum),
a non-venomous, blue-tongued, green snake, classified under the order Squamata,
family Colubridae. It plays an important role as a predator of small mammals,
lizards, frogs, fish, and insects. The bifurcated tongue functions in
chemosensory process through tongue-flicking behavior. This study aims to
examine the tongue morphology of G. oxycephalum using Scanning
Electron Microscope (SEM) and its histological structure through
hematoxylin-eosin (HE) staining. Four adult specimens were identified at the Laboratorium
Sistematika Hewan Fakultas Biologi UGM and were euthanized according to ethical
procedures approved by the Komisi Etik Penelitian, Faculty of Veterinary
Medicine, UGM (No. 137/EC-FKH/int./2024). Three samples were fixed in SEM
fixative solution (1.5% glutaraldehyde, 1.5% paraformaldehyde, HEPES,
and PBS working solution) for SEM analysis, and one sample was preserved in 4% paraformaldehyde.
Three SEM samples were observed under SEM, while the remaining was embedded in
paraffin, sectioned at 8 ?m thickness, stained with HE, and observed under a
light microscope using an OptiLab Viewer. SEM analysis showed no lingual
papillae or taste buds, but the presence of microfacets, microridges and
micropores were identified on the dorsal surface. Histological observations indicated
the tongue consisted of tunica mucosa and tunica muscularis. The tunica mucosa
consists of lamina epithelialis mucosa and lamina propria mucosa, with melanin
found in the lamina propria mucosa. Based on morphological and histological
characteristics, the tongue of G. oxycephalum does not function in
gustation or food manipulation but serves a sensory role through the
vomeronasal organ.
Kata Kunci : Gonyosoma oxycephalum, hematoxylin-eosin, histology, Scanning Electron Microscope, tongue