Passive lower-limb exoskeleton merupakan perangkat yang dirancang untuk
meningkakan kekuatan manusia dan tergolong sebagai salah satu personal
protective equipment yang dapat membantu pekerja industri mengurangi risiko
Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki
pengaruh penggunaan passive lower limb exoskeleton Noonee Chairless Chair 2.0
terhadap performa, persepsi kesulitan, dan persepsi ketidaknyamanan pada aktivitas
kerja statis yang meliputi wide stance, trunk bending, dan bolting task bidang kerja
vertikal pada berbagai level ketinggian (level bahu, level siku, dan level lutut).
Sebanyak 17 laki-laki dan 13 perempuan dengan rentang usia 19 hingga 23
tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Masing-masing subjek menjalankan
kelima aktivitas kerja statis dengan dua perlakuan, tanpa exoskeleton dan dengan
exoskeleton dengan teknik half-randomized within subject. Dilakukan pencatatan
data tiga variabel terikat berupa performa yang diukur dengan fleksibilitas dan
waktu penyelesaian tugas, serta persepsi tingkat kesulitan dan persepsi
ketidaknyamanan. Data performa kemudian diolah menggunakan uji statistik t
berpasangan atau Wilcoxon Signed Rank Test jika data non-parametrik. Sementara
data Perceived Task Difficulty (PTD) dan General Discomfort (GD) yang diukur
menggunakan Visual Analogue Scale diolah menggunakan Wilcoxon Signed Rank
Test. Signifikansi yang digunakan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan exoskeleton memberikan
dampak yang bervariasi terhadap performa, PTD, dan GD bergantung pada jenis
aktivitas. Pada pengukuran performa, hanya aktivitas wide stance (p < 0,05) dan
trunk bending (p <0,001) yang menunjukkan perbedaan signifikan antara kondisi
tanpa dan dengan exoskeleton, sementara aktivitas lainnya seperti bolting task level
bahu (p = 0,686), bolting task level siku (p = 0,394), dan bolting task level lutut (p
= 0,210) tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Untuk PTD, perbedaan
signifikan ditemukan pada trunk bending (p < 0>bolting task level siku (p <
0,05), dan bolting task level lutut (p < 0>wide stance (p = 0,703) dan
bolting task level bahu (p = 0,394) tidak signifikan. Pada aspek GD, terdapat
perbedaan signifikan pada aktivitas trunk bending (p < 0>bolting task level siku
(p < 0>bolting task level lutut (p < 0>wide stance (p = 0,726)
dan bolting task level bahu (p = 0,609) tidak menunjukkan perbedaan yang
bermakna. Temuan ini menunjukkan bahwa pengaruh exoskeleton bersifat
kontekstual dan bergantung pada jenis aktivitas kerja yang dilakukan.
A passive lower-limb exoskeleton is a device designed to enhance human
strength and is classified as a type of personal protective equipment that can help
industrial workers reduce the risk of Musculoskeletal Disorders (MSDs). This study
aims to investigate the effect of using the Noonee Chairless Chair 2.0 passive lower
limb exoskeleton on performance, perceived task difficulty (PTD), and general
discomfort (GD) during static work activities, including wide stance, trunk bending,
and vertical bolting task at various height levels (shoulder-level, elbow-level, and
knee-level).
A total of 17 males and 13 females aged between 19 and 23 years
participated in this study. Each subject performed all five static work activities
under two conditions: without exoskeleton and with exoskeleton, using a half
randomized within-subject design. Data were collected for three dependent
variables: performance (measured by flexibility and task completion time),
perceived task difficulty, and general discomfort. Performance data were analyzed
using either the dependent t-test or the Wilcoxon Signed Rank Test for
nonparametric data. Perceived Task Difficulty (PTD) and General Discomfort (GD)
data, measured using a Visual Analogue Scale (VAS), were analyzed using the
Wilcoxon Signed Rank Test. A 5% significance level was applied.
The results show that the use of an exoskeleton had varying impacts on
performance, PTD, and GD depending on the type of activity. For performance,
only wide stance (p < 0>
differences between conditions with and without the exoskeleton, while bolting task
at shoulder-level (p = 0.686), bolting task at elbow-level (p = 0.394), and bolting
task at knee-level (p = 0.210) showed no significant differences. For PTD,
significant differences were found in trunk bending (p < 0>
elbow-level (p < 0>
stance (p = 0.703) and bolting task at shoulder-level (p = 0.394) were not
significant. Regarding GD, there are significant differences during trunk bending
(p < 0>
< 0 xss=removed xss=removed>
0.609) showed no meaningful differences. These findings suggest that the impact
of exoskeleton use is contextual and dependent on the type of work activity
performed.
Kata Kunci : Lower-limb exoskeleton, performa, perceived task difficulty (PTD), general discomfort (GD), aktivitas statis