Laporkan Masalah

T-Shirt sebagai mediasi tanda

SETIAWAN, Albertus Henry, Dr. Heru Nugroho

2004 | Tesis | S2 Sosiologi

Sebagai bentuk ikon yang diafirmasi dalam berbagai tanda-tanda yang menunjuk pada pemalsuan realitas, t-shirt dengan berbagai teks di atas masing-masing tidak mempunyai hubungan secara sintagmatik; artinya bahwa banyak contoh teks dalam t-shirt yang saya kemukakan di atas merupakan sebuah kesatuan yang paradigmatik atau merupakan potongan-potongan fragmen yang berada tidak dalam sebuah alur namun sejajar. Teks dan gambar direkayasa untuk menimbulkan sebuah diskursus tentang realitas yang baru. Pertanyaan mengapa harus dengan t-shirt sebagai mediasinya, membutuhkan sebuah interpretasi yang sangat sederhana namun kompleks, yaitu t-shirt memiliki berbagai fleksibilitas dan fungsi yang dinamis. Tanda berbicara melalui ruang multidimensional, sebuah ruang rapat dan kritik yang dimanifestasikan dengan teks-teks dan gambar secara eksplisit maupun simulatif untuk mengungkapkan ketaksepakatan sosial atau sekedar muncul dalam bentuk plesetan sebagai kritik sosial. Muncul adanya perekayasaan dengan teks dan gambar yang melengkapi adanya berbagai kepentingan; yang diketengahkan semata-mata untuk menopengi atau memunculkan hiper-realitas baru. Secara semiotik, pertarungan memperebutkan diskursus yang dominan tersebut dibaca sebagai bentuk representasi entitas yang ingin berdiri mewarnai era globalisasi ini. Proses pencarian penanda tentu bukanlah kerja yang mudah, karena dalam benturanbenturan tanda; yang kebanyakan muncul adalah petanda oleh karena itu dibutuhkan kebijakan dan wawasan yang luas untuk dapat membaca wacana yang sedang terjadi

As a form which being run into the signs to the simulation, t-shirt in many texts as an exemplar has no syntax relations. Texts and pictorial codes have been made as simulation to appear the new hyper-reality. So then the question, why does t-shirt as mediation, it needs a very simple interpretation but on the other side it does a very complex matter; t-shirt has many flexibility and dynamic functions. The signs speak up through multidimensional spaces, a dialectic room and critics that once again manifested by texts and pictures facing direct expression or even simulated to expressed social disagreement into jokes or social criticized. Signs born to simulate by using texts and pictures proofing many interests; sometimes it appears to mask or like a clear blue sky using the term of new hyper-reality itself. As semiotics methods saying, the struggling of discourse to be the dominant or subordinate; will be read as entity representation that would like to stand to these bombing of globalization age. The process of medium of the sign of course not an easy as we clap our hands, hesitated situation sometimes used by the other agent to be used as manner to make their interests out. Breaking the signs as signifier or signified, we need more re-interpretation of sign itself. We need the hallmark of reference to read the discourses on what’s going on.

Kata Kunci : Budaya tanding, Mediasi, Simulasi, Counter-Culture, Mediation, Simulation


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.