Analisis struktural Levi-Strauss dan mitos Tasawuf

LENI, Nurhasanah, Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, MA

2004 | Tesis | S2 Antropologi

Melalui penelitian ini penulis ingin membuktikan dan sekaligus mempertegas pernyataan Levi-Strauss, yang mengatakan bahwa mitos itu adalah bentuk cerita yang kacau balau, namun dipercayainya bahwa di balik yang kacau balau atau ketidakteraturan itu terdapat keteraturan. Keteraturan ini menurutnya berlaku secara universal, artinya selalu terdapat di semua mitos yang ada di seluruh dunia. Lebih lanjut is mengatakan bahwa dan keteraturan itulah makna sebenarnya pada mitos tersebut dapat disingkapkan. Penelitian ini dilakukan terhadap mitos tasawuf, yang menceritakan tentang perjalanan spiritual empat tokoh sufi, yang memiliki andil besar dalam perkembangan mistisisme Islam (dunia tasawuf), yaitu : Hasan al-Bashri atau Hasan dan Bashrah, Habib al-`Ajami, Rabi'ah al-Adawiyah dan Abu Yazid al-Busthami, yang dikisahkan dalam buku "Warisan Para Awliya" buah karya Fariduddin Al-Attar (penyair besar Persia). Berpijak pada prosedur analisis struktural dan Levi-Strauss sebagaimana dipraktekkan oleh Ahimsa-Putra dalam beberapa tulisannya, didapatkan bahwa mitos tasawuf di kalangan masyarakat Muslim memiliki keteraturan di balik ceritanya yang penuh dengan sesuatu yang tidak masuk akal, aneh dan tidak "ilmiah" itu. Keanekaragaman isi cerita yang ada dalam mitos adalah tidak berarti untuk dipermasalahkan, karena pada dasarnya cerita-cerita tersebut berangkat pada keteraturan (model) yang sama. Inilah keistimewaan mitos, ternyata memang bukan sekedar cerita biasa yang tanpa makna, tetapi merupakan jejak pemikiran manusia yang dapat dianalisis untuk diketahui maknanya bagi umat manusia di tempat cerita itu "beroperasi" maupun di luarnya. Model yang ditemui pada mitos tasawuf di kalangan masyarakat Muslim adalah sesuatu yang memberikan aturan tentang pola pendidikan spiritual / pola pendidikan ruhani, yang berlaku dalam kalangan sufi, yaitu pendidikan berjenjang, artinya pendidikan yang membutuhkan figur seorang guru, yang menjadi wasilah I perantara agar sampai kepada Tuhan. Bentuk pendidikan spiritual tersebut berlaku pula di agama / masyarakat lain dan juga pada pendidikan keduniawian / pendidikan formal / pendidikan umum. Dengan demikian, mitos yang sering dikatakan sebagai cerita yang tidak masuk akal, pada sisi lain terdapat logika berpikir manusia yang berlaku secara universal dan pesan moral yang dikandung oleh mitos tasawuf ini adalah pesan yang universal yaitu nilai-nilai luhur universal itu adalah spiritualisme, ialah sang jantung setiap religi. Ketika model telah dapat diturunkan (diungkapkan) maka akan memudahkan untuk dilakukan analisis makna. Maim yang ada di balik mitos tasawuf adalah bagaimana sesungguhnya orang-orang sufi mengidealkan sebuah posisi penting dalam kehidupan manusia di muka bumi ini, yakni posisi pusat / tengah (center). Posisi yang menyimbolkan jati din manusia yang sudah bertransformasi batin (yang telah mengenal Allah SWT / malalfat atau telah mengalami persatuan dengan Tuhan / peleburan / ittihad), sehingga mencapai manusia sempurna (insan kamil) atau Wali-Wali Allah (Auliya-Ullah). Dengan demikian mitos tasawuf ini dapat menjadi pola dan dan sekaligus pola bagi tingkah laku manusia.

In this research, the writer wants to prove and at the same time strengthen Levi-Strauss statement all the disorder things in myth, there is an orderliness. According to him, the orderliness is universal, meant that there will always be myths in all over the world. Furthermore, he stated that the real meaning of myth can be discovered from that orderliness. This research is on the myths of Islamic mysticism, which explains the journey of four spiritual figures that have given big influences in the development of the Islamic mysticism (the world of tashawwuf), namely : Hasan al-Bashri or Hasan from Bashrah, Habib al-`Ajami, Rabi'ah al-Adawiyah and Abu Yazid al-Busthami, written on the book "Muslim Saints and Mystics" ("Warisan Para Awliya') by Fariduddin Al-Attar (a well-known poet from Persia). Based on the procedural structural analysis from Levi-Strauss as is used by Ahimsa-Putra in some of his writings, is discovered that myth of Islamic mysticism around the Muslim society has the orderliness behind its stories, which often characterized by irrational, strange and "unscientific" features. The various kinds of stories of myth do not mean that it is a problem because basically, all of the stories are from the same order (model) sources. This is the characteristic of myth that in fact a myth is not only a common story without meaning. However it is a step of human thought that can be analyzed in order to find out the meaning, for human being where the stories "are created" and for all human being in general. The model that is found by the myths of Islamic mysticism around Muslim society is something that can give some rules about the type of spiritual education, which is operated within sufi societies, namely multi-level education which is operated by a teacher who could mediate (wasilah) the relations between human being with God. This kind of spiritual education also occurs in other religions or societies and also in formal educations. Therefore, a myth that is usually perceived as an irrational story, has infact a kind of human thought that runs universally. The moral message in the myths of Islamic mysticism is universal message that contains universal right values, namely spiritualism that is the heart of each religion. When this model is inherited (expressed), it will be easy to analyze its meaning. The meaning behind the myths of Islamic mysticism is how the sufis idealized an important position within human's life in this world, namely the center position. The position symbolizes the characteristics of human being that has undergone a spiritual transformation (having know the God well through gnosis / maknfat or unity with God / ittihad), so that it reaches the perfect level of human being (insan kamil) or the Muslim Saints (Auliya-Ullah). Therefore, the myths of Islamic mysticism can be concluded as the model from and at the same time a model for human's behavior.

Kata Kunci : struktural Levi-Strauss, mitos, tasawuf, structural Levi-Strauss, myth, Islamic mysticism (tashawwuf)