Deteksi Bakteri pada Kasus Nodul Kulit Beserta Pengobatannya dan Pemeriksaan Rutin Blowhole Lumba-Lumba Hidung Botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus) di Ocean Dream Samudra, Ancol.

Arfille Prasetyo Wibowo, drh. Clara Ajeng Artdita, M.Sc.

2025 | Tugas Akhir | D4 Teknologi Veteriner

Lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus) adalah mamalia laut yang umum ditemukan di perairan Indonesia. Salah satu lokasi konservasi lumba-lumba jenis ini adalah di Ocean Dream Samudra Ancol, Jakarta Utara. Tujuan penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk melakukan isolasi bakteri dari sampel nodul pada kulit dan pengobatannya berdasarkan hasil uji sensitivitas antibiotik, serta pemeriksaan rutin swab blowhole pada lumba-lumba hidung botol. Proses diawali dengan pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel nodul pada kulit di bagian permukaan abdomen, dan pengambilan sampel swab blowhole pada dua ekor lumba-lumba hidung botol. Sampel tersebut selanjutnya dilakukan isolasi bakteri dengan menggunakan media Nutrient Agar (NA), Mannitol Salt Agar (MSA), Plat Agar Darah (PAD), MacConkey Agar (MCA), dan Triple Sugar Iron Agar (TSIA). Pengujian dilanjutkan dengan uji sensitivitas berbagai antibiotik yaitu enrofloxacine, rifampicin, co-trimoxazol, metronidazole, ciprofloxacin, amoxicillin-clavulanic acid, dan ceftazidime sebagai dasar penentuan terapi/pengobatan. Hasil isolasi dan identifikasi menunjukkan bahwa bakteri pada sampel nodul pada kulit dan blowhole lumba-lumba Pipit mengarah pada bakteri Staphylococcus sp., sedangkan pada sampel blowhole Aleosi diduga sebagai bakteri Escherichia coli. Uji sensitivitas antibiotik terhadap bakteri pada kasus nodul menunjukkan hasil bahwa bakteri tersebut sensitif terhadap ketujuh antibiotik yang digunakan. Pengobatan nodul dilakukan dengan salah satu antibiotik yang sensitif yaitu rifampicin dan diberikan selama 2 bulan. Pada akhir bulan ke-2 pengobatan, teramati nodul yang mengecil dan tidak ada lagi pus maupun tanda keradangan.

Indo-Pacific bottlenose dolphins (Tursiops aduncus) are common marine mammals found in Indonesian ocean. One of the conservation location for this type of dolphin is Ocean Dream Samudra Ancol located in North Jakarta. The purpose of this Final Project was to isolate bacteria from skin nodule sample, conduct the antibiotic sensitivity assay for dolphins’s treatment, and perform routine examination of blowhole swabs in bottlenose dolphins. The process was started with a physical examination of the skin nodul located in the abdomen surface, taking nodule swab samples, and blowhole swab samples on two bottlenose dolphins. The samples were then isolated using Nutrient Agar (NA), Mannitol Salt Agar (MSA), Blood Agar Plate (PAD), MacConkey Agar (MCA), and Triple Sugar Iron Agar (TSIA) media. Various antibiotic were used to conduct the sensitivity assay, namely enrofloxacine, rifampicin, co-trimoxazole, metronidazole, ciprofloxacin, amoxicillin-clavulanic acid, and ceftazidime as a basis for determining therapy/treatment. The isolation and identification results showed that the presumptive bacteria in the skin nodule and blowhole samples of Pipit dolphin was Staphylococcus sp., while Aleosi’s blowhole sample was suspected to be Escherichia coli bacteria. Antibiotic sensitivity tests on bacteria in nodule cases showed that the bacteria were sensitive to all seven antibiotics used. Treatment of the skin nodules was carried out with one of the sensitive antibiotic rifampicin, and given for 2 months. At the end of the 2rd month of treatment, it was observed that the nodules got smaller and there was no more pus or inflammation conditions.

Kata Kunci : blowhole, infeksi bakterial, nodul, Tursiops aduncus, uji sensitivitas