Dekonstruksi soteriologis Buddhisme Madhyamaka :: Telaah filsafat kontemporer terhadap Mulamadhyamakakarika dari Nagarjuna

WIDIADHARMA, Novian, Dr. Sudiardja, SJ

2004 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Filsafat dewasa ini yang bercorak logosentris. Hal ini berarti berbagai masalah yang behubungan teks menjadi persoalan fundamental dalam filsafat kontemporer. Dekonstruksi merupakan suatu upaya untuk mencari terobosan di luar dari hal-hal yang ditawarkan oleh logosentrisme tersebut. Dekonstruksi menawarkan suatu alternatif berfilsafat dalam tradisi filsafat Barat. Jika demikian, mengapa tidak menggali dekonstruksi “yang lain” diluar tradisi filsafat Barat. Tesis ini menawarkan dekonstruksi “yang lain”, yakni sebuah dekonstruksi yang terdapat dalam Buddhisme Madhyamaka. Objek material dari tesis ini adalah pemikiran Buddhisme Madhyamaka terutama yang terdapat dalam teks Mūlamadhyamakakārikā (MK) dari Nāgārjuna; sedangkan objek formalnya adalah dekonstruksi dalam filsafat kontemporer. Tesis ini adalah penelitian kepustakaan. Wacana dekonstruksi memerlukan pendekatan khusus, oleh karena itu penelitian ini menggunakan trace, text dan différance untuk menjelaskan wacana tersebut. Hasil dari pendekatan khusus ini adalah suatu jaringan baru untuk menjelaskan wacana dekonstruksi, jaringan itu adalah: metafisika Heidegger - semiologi de Saussure - etika Lévinas sebagai jejak dari dekonstruksi Derrida. Pendekatan ini akan diterapkan untuk menjelaskan dekonstruksi yang terdapat dalam Buddhisme Madhyamaka terutama yang terdapat dalam MK dari Nāgārjuna. Hasil dari penelitian ini adalah: 1. dekonstruksi yang dikembangkan oleh Buddhisme Madhyamaka bertolak dari duhkha (penderitaan); 2 tujuan dari dekonstruksi tersebut adalah meniadakan duhkha yang disebabkan oleh avidya (ketidaktahuan) yang berupa vikalpa (pengetahuan diskursif); 3. kerangka yang digunakan dalam dekonstruksi tersebut berupa catuhskoţikā (empat alternatif); 4. proses dari dekonstruksi tersebut adalah prasanga sebagai proses dekonstruksi; 5. hasil dari dekonstruksi adalah śūnyatā (kekosongan) dan prajñā (kebijaksanaan transendental) yang mengarahkan seseorang menuju kebebasan/keselamatannya; 6. hal ini menunjukkan bahwa dekonstruksi yang dikembangkan bukanlah sematamata suatu jalan pemikiran (way of thought) namun merupakan suatu jalan atau cara hidup (way of life). Secara garis besar dapat dinyatakan bahwa dekonstruksi yang dikembangkan oleh Buddhisme Madhyamaka adalah dekonstruksi yang bertujuan untuk membebaskan/menyelamatkan, dekonstruksi yang bercorak soteriologis.

Contemporary philosophy has logocentric characteristic. It means that the problems of text become fundamental problems in contemporary philosophy. There is an effort to breakthrough logocentric tradition. It is called deconstruction. The deconstruction offers an alternative for philosophy in the Western philosophy’s tradition. If so, why do not develop “the other” deconstruction outside the Western philosophical tradition. This thesis offers “the other” deconstruction, the deconstruction belongs to Madhyamaka Buddhism. The material object of this thesis is Madhyamaka Buddhism thoughts especially in the Mūlamadhyamakakārikā’s (MK) text of Nāgārjuna; while the formal object of this thesis is a deconstruction in the contemporary philosophy. This research is a library’s study. The discourses of deconstruction need specific approaches using trace, texte, and difference in their explanations. This specific approach composes a new texture to explain the deconstruction’s discourse. This texture consists of: Heidegger’s metaphysics - de Saussure’s semiology - Lévinas’ ethics as traces of Derrida’s deconstruction. This approach will be applied to explain the deconstruction in the Madhyamaka Buddhism, especially in Nāgārjuna’s MK. The results coming out this research are: 1. the Madhyamaka Buddhist’s deconstruction is started from duhkha (suffering); 2. the goal of Madhyamaka’s Buddhist’s deconstruction is to annihilate duhkha that caused by avidyā (ignorant) in the form of vikalpa (discursive thought); 3. the frame that used in the Madhyamaka Buddhist’s deconstruction is catuhskoţikā (four alternatives); 4. the process in the Madhyamaka Buddhist’s deconstruction is prasanga; 5. the results of deconstruction are śūnyatā (emptiness) and prajñā (transcendental wisdom) that pointed people to their freedom/salvation; 6. it shows that Madhyamaka’s Buddhist deconstruction is not only the way of thought but also the way of life. To say in brief the Madhyamaka Buddhist’s deconstruction is a kind of deconstruction of which goal is to attain freedom and salvation, i.e. the soteriological deconstruction.

Kata Kunci : Filsafat Kontemporer,Buddhisme Madhyamaka,Dekonstruksi Soteriologis,deconstruction, soteriology, duhkha, śūnyatā