Laporkan Masalah

Pengangguran dan setengah pengangguran di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta : Analisis data sensus penduduk tahun 1980 dan 1990

Indah Rumingsari, Prof. Drs. Kasto, M.A.; Drs. Sukamdi, M.Sc.

1995 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN

Penelitian ini berjudul Pengangguran dan Setengah Pengang- guran di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (analisis Data Sensus Penduduk Tahun 1980 dan 1990). Tujuan penelitian ini ingin mengetahui tingkat pengangguran terbuka dan setengah pengangguran beserta ciri-ciri pengangguran melalui variabel umur, pendidikan, status kawin, pengalaman kerja dan ciri-ciri setengah pengangguran umur, pendidikan dan lapangan kerja. Sumber data pokok yang digunakan adalah Sensus Penduduk tahun 1980 dan 1990. Pendekatan yang digunakan dalam analisis adalah pendekatan Labor Force untuk mengukur tingkat penganggu terbuka dan pendekatan pemanfaatan angkatan kerja (labor utilization approach) untuk mengukur setengah pengangguran. Karena keterbatasan data, di dalam analisis, setengah pengangguran di tinjau hanya dari segi jam kerja saja. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dari data Sensus Penduduk tahun 1980 dan 1990 yang sudah diolah, tapi tidak dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik. Tingkat pengangguran terbuka di DIY tahun 1980 sebesar 1,0 % 2,5% tahun 1990, dan meningkat menjadi 3,9 % tahun 1994. Angka ini lebih rendah dari angka nasional, sedangkan angka setengah pengangguran di DIY tahun 1980 sebesar 39,4 % menurun menjadi 37,4 % tahun 1990. Walaupun angka setengah pengangguran mengalami penurunan periode tersebut, tetapi angkanya masih lebih tinggi dari angka nasional. Rendahnya angka pengangguran terbuka di DIY dibandingkan Indonesia karena berkembangnya kesempatan kerja sektor industri pengolahan, bangunan, perdagangan dan jasa-jasa. Tetapi keadaan ini masih menunjukkan peran membagi kegiatan bersama sehingga menurunkan jam kerja. Berdasarkan ciri-cirinya, pengangguran terbuka lebih besar di daerah perkotaan daripada pedesaan. Sebaliknya setengah pengangguran lebih besar di pedesaan. Hal ini disebabkan peluang kerja yang berbeda. Tingkat pengangguran dan setengah pengangguran lebih besar pada wanita dan penduduk muda dibandingkan laki-laki dan penduduk umur menengah. Khusus tingkat pengangguran terbuka laki-laki tahun 1980 lebih besar dari wanita, tetapi kemudian tahun 1990 keadaan ini menjadi terbalik. Menurut tingkat pendidikan, tingkat pengangguran terbuka berkaitan positif sampai pendidikan SMA, kecuali wanita perkotaan dan pedesaan tahun 1990 sampai pendidikan perguruan tinggi. Menurut desa-kota maka terdapat perbedaan setengah pen- gangguran. Perbedaan tersebut pada pendidikan SMA. Di pedesaan setengah pengangguran pendidikan SMA mengalami penurunan sampai perguruan tinggi. Sedang di perkotaan mengalami peningkatan. Hal ini lebih disebabkan daerah perkotaan penawaran pekerja jauh lebih tinggi dan persaingan antar pendidikan SMA tinggi, sehingga banyak yang bekerja dengan jam kerja yang relatif tidak stabil. Kebanyakan dari mereka adalah yang mencari kerja untuk pertama kali dan belum menikah. Apabila dirinci menurut sektor, pekerja pada jasa dan manufaktur lebih menonjol dengan jam kerja panjang dan sektor pertanian menonjol dengan jam kerja pendek. Menurut jenis kelamin, maka laki-laki lebih dimanfaatkan di sektor manufaktur, sedang wanitanya di sektor jasa.

-

Kata Kunci : Pengangguran,setengah pengangguran,Kota Yogyakarta,DIY,Sensus penduduk,Data penduduk

  1. S1-1995-70559-Indah_Rumingsari-abstract.pdf  
  2. S1-1995-70559-Indah_Rumingsari-bibliography.pdf  
  3. S1-1995-70559-Indah_Rumingsari-tableofcontent.pdf  
  4. S1-1995-70559-Indah_Rumingsari-title.pdf